Wajah Tergaruk
Saya akan melanjutkan sedikit cerita status sebelumnya tentang gatal di kulit saya.
Ternyata kondisi yang sama dialami oleh si kecil Rigpa, ia menjadi lebih sering menggaruk di kaki dan tubuh, bentoel-bentoel beredar dimana-mana.
Bedanya dia tetap santai.
Mungkin gatalnya sama, dan perih robekan kulit karena kuku juga dalam level yang serupa, namun ia tidak terganggu.
Sekali lagi, ia tidak terganggu.
Belum tertanam dibenaknya bahwa kaki bopeng-bopeng itu jelek dan mulus itu indah.
Ego yang menginginkan tampil muluslah yang membangunkan kegelisahan.
Pelajarannya adalah bahwa kejadian diluar bisa bermacam-macam, mustahil kita bisa mengontrol sepenuhnya, namun kebahagiaan dindalam adalah sepenuhnya urusan kita sendiri.
2 orang mendapatkan sakit yang sama, yang satu menderita dan yang lain tetap bahagia.
Artinya Syarat bahagia bukan sembuh dari sakit, atau apapun kondisi luar lainnya.
Sakit dan menderita adalah dua hal yang berbeda.
Ketika kita menerima sakit, kita tetap bahagia, disaat kita menolaknya, penderitaan bertamu.
Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, begitu banyak waktu tenaga dan kegiatan, kita habiskan dalam kelelahan untuk membangun figur hebat, kaya, fantastik, luar biasa dan lainnya.
Semuanya memang terlihat 'lebih' namun kalau kita mau jujur kita semua juga tahu bahwa kita melakukan semua itu tak lain untuk menutupi kekurangan-kekurangan di dalam diri.
Ketika diri ini sudah tidak melekat pada pandangan orang lain, tatkala kita sudah melewati keinginan untuk membuat orang lain terkesan pada kita, disanalah jiwa mulai tumbuh.
Tatkala ego mati, jiwa bangkit - Gandhi
Salam Bahagia