Sewaktu berkunjung ke rumah adik kemarin, entah darimana tahunya, tetangga depan menelpon adik saya dan memintanya menanyakan pada saya apakah tidak apa-apa bila bila ia menghentikan vaksinasi yang selama ini diberikan?

"Memang vaksinasi apa saja yang masih harus dilanjutkan?" Tanya saya pada adik yang masih menggantungkan telepon di telinganya.

"Tipes masih 6 kali, dpt 3 kali, mmr 2 kali," lalu ia menyebutkan lagi "hpv, varisela, influensa ...."
, Yang saya tidak mampu dengar lagi karena shock dengan banyaknya jenis vaksin yang bagi telinga saya saja sudah asing apalagi bagi tubuh yang menerimanya.

Tak lama kemudian seseorang datang dan memberikan buku yang berisi kolom-kolom yang tertera jenis vaksin dan tanggal diberikan, semuanya ada 52 kolom dan anak yang baru 3 tahun ini telah menerima paling tidak 34 diantaranya.

"OMG" dalam hati saya, sumpah saya tidak tahu atau mengira bahwa kita berada di jaman seperti ini.

Tetangga itu bertanya pada saya karena ia tahu bahwa Rigpa tidak pernah mendapatkan vaksinasi apapun dan terlihat sehat nan aktif sementara anaknya sering dihampiri oleh penyakit.

Saya tidak ingin masuk pada perdebatan pro kontra baik buruknya vaksinasi, dasar kami tidak melakukannya adalah karena etika bukan science.

Saya menyadari bahwa kita sangat dipengaruhi lingkungan kita.

Di abad modern ini ketakutan setiap hari menjadi menu utama yang dijejalkan pada benak kita lewat bbm, WA, TV, tetangga, teman arisan dan puluhan lainnya.

Kita tidak lagi melihat dunia ini adalah tempat yang aman, bukan hanya manusia asing yang kita takuti tapi juga semua makhluk yang tak terlihat.

Kita takut anak kita terkena flu lalu kita memberi vaksin flu sementara menariknya disisi lain kita menjejalkan juga fastfood, makanan tinggi gula dan pengawet serta pelajaran sekolah yang penuh tekanan dan persaingan.

Lihatlah rumah-rumah orang mapan di kota besar, terlihat sangat-sangat "bersih", disapu dan di pel dengan karbol plus pewangi paling tidak dua kali sehari.

Setelah makan, meja disemprot kimia yang membuat kaca meja kinclong.

Pasta dan sabun antiseptic yang terbalur dikulit setiap mandi dan sikat gigi dan lainnya dan lainnya.

Semua ini dilakukan agar higienitasnya terjaga selain faktor penampilan dan lainnya.

Semua kimia itu memang betul melenyapkan bakteri termasuk bakteri baik yang jumlahnya lebih banyak yang bertugas melindungi diri kita.

Lebih dari itu kita perlu juga menyadari bahwa semua kimia pembersih itu juga terserap ke tubuh melalui nafas dan pori-pori, mereka berkumpul bagaikan bom waktu yang menunggu meledak.

Saya dan istri sama sekali bukan anti kimia dan bukan tidak percaya keampuhan vaksin, namun kesadaran saat ini masih menuntun untuk mempercayai kemampuan imunitas tubuh yang didukung makanan alami, gerak tubuh, sambil menerima berbagai jenis bakteri berkembang secara seimbang dalam tubuh dan sekitarnya.