Seminggu ini beberapa orang mengkritik tulisan juga sewaktu saya memberikan seminar, saya cukup terkejut dengan apa yang saya rasakan, sepertinya kritikan itu tidak menyentuh bagian dalam diri saya.

Sebaliknya sudah lama saya meyadari diri ini tidak merasakan luapan rasa senang karena pujian.

Ini pas banget dengan sebuah kalimat bijak di Bali yang berbunyi 'Amongken Liange Amonto Sebete' yang artinya 'Seberapa besar kesenanganmu, sebegitulah kesedihanmu'.

"Kalau pujian tidak mampu membuatmu membumbung tinggi, maka tidak akan ada cacian yang dapat menghempaskanmu" kata Guru yang selalu meminta saya untuk berlatih meditasi agar tidak melekat pada sanjungan dan hinaan.

Hambarnya saya terhadap kritikan dan pujian bukanlah cuek, tidak mau tahu atau masa bodoh, melainkan hadirnya pemahaman bahwa kritikan dan pujian tidak berhubungan dengan diri di dalam.

Mereka yang mengkritik dan memuji hanya mengetahui sedikit dari kehidupan saya, sebagian besar belum pernah bertemu apalagi berdiskusi.

Melalui celah sempit yang bernama status atau seminar tidaklah cukup untuk melabel seseorang hebat atau kacau.
Lagian apa standar hebat dari seseorang?.

Bukankah setiap orang punya bakat menonjol di suatu area dan tidak di area lainnya?.

Lebih dalam dari itu, saya menyadari bahwa saya adalah saya yang tidak baik dan juga tidak buruk.

Tatkala saya menulis sebuah status, yang cocok akan memuji yang tidak akan mengkritik, lalu esoknya dengan status yang lain bisa saja yang kemarin memuji hari ini mengkritik dan sebaliknya.

Jadi pujian dan kritikan bukanlah mendefinisikan diri saya, juga bukan pula tulisan yang ada, melainkan kecocokan dan ketidakcocokan antara apa yang dibaca dan pemikiran sang pembaca.

Lukisan maestro Affandi contohnya, bagi sebagian orang dilirikpun tidak, namun di sebagian orang lainnya mengejarnya bahkan dihargai puluhan milyard.

Lukisan adalah lukisan yang tidak baik dan tidak jelek, begitupula dengan sang pelukis yang mencipta.

Mereka yang cocok mengatakan luar biasa, yang setengah cocok mengatakan biasa dan yang tidak cocok menyebut jelek.

Pengertian mendalam tentang hal ini akan sangat berguna dalam memandang dunia dan isinya, kita akan hidup lebih damai, lebih bisa memahami diri dan yang lain, selain itu juga membuat kita tidak melekat dan memaksakan apa yang kita anggap benar.

Disaat yang pemuji tidak digenggam dan pengkritik tidak ditendang yang tertinggal hanyalah hati yang seimbang nan damai.