Dalam sebuah pesta semua yang hadir mabuk berat hanya ada satu yang sadar.

Semua orang yang mabuk mengira salah seorang dari mereka adalah orang Gila, karena bergerak dan berbicara dengan cara yang berbeda.

Yang mabuk tidak mampu melihat perbedaan, mereka menggunjingkan, menghakimi, menyalahkan sementara yang sadar mengerti dan memahami apa yang lakukan oleh mereka yang sedang tidak sadar.

Bila ada seseorang dari yang mabuk tersadar, dengan berbagai cara dan bujukan bahkan paksaan dilakukan agar mereka yang sadar kembali menjadi mabuk. Bila masih tidak berhasil ia pun dikucilkan, direndahkan bahkan di cap sesat.

Yang sadar tidak sakit hati atau marah karena ia tahu bahwa yang melakukan adalah orang yang sedang dalam pengaruh candu.

Ia tidak memerlukan narkoba berupa pujian sehingga kesedihan tak ingin hinggap ketika direndahkan.

Dikucilkan dari kelompok besar bukanlah petaka, ia jauh dari kata kesepian, karena kesepian hanyalah milik mereka yang belum bertemu dengan sahabat sejati di dalam.

Para suci juga para tercerahkan datang dengan lika-liku penuh hujatan, mereka diludahi, dikencingi, diracun, disalib bahkan di bunuh.

Mereka berbagi pada sesuatu yang tidak populer, ketika kita menggandrungi permen dan menganggapnya sebagai kebahagiaan, mereka mengingatkan kita akan konsekwensi dari kesenangan-kesenangan kita.

Ketika kita sepanjang hayat didoktrin agar sukses mengejar impian dan mengumpulkan pundi-pundi sementara mereka meminta kita melepas dan tidak terikat dengan duniawi.

Mereka mengarahkan kita masuk ke keheningan di dalam sewaktu kita sedang dalam menikmati riuhnya pesta di luar.

Kita berlomba-lomba membangun tembok ego yang menutup mata hati sementara mereka menghancurkannya agar kita melihat keterhubungann kita dengan semua makhluk.

Kita mengagung-agungkan cinta yang penuh kemelekatan sementara mereka menawarkan kesadaran yang membebaskan.

Mereka menawarkan inti yang polos dan kita tertarik hanya pada bungkus yang bercorak.

Setiap saat kita sibuk memisahkan baik dan buruk, membenturkan benar dan salah sementara mereka telah memeluk keduanya dengan damai.

Tatkala kita masih ribut dengan gengaman konsep, doktrin dan dogma, mereka telah melepaskan dan terbang tinggi.

Cinta bagi mereka bukanlah cinta yang kita pahami yang sempit, yang mengekang, yang penuh dengan kalkulasi.

Cinta adalah kesadaran.

Cinta hadir dari pemahaman kita atas spirit di dalam, dikala kita memahami diri, kita memahami yang lain.

Tidak ada hukuman juga pujian, cinta sejati melihat apa adanya.

You are not ok and You aren't not ok.
You are not good, You are not bad,
You are You.
Wake up!!!