Di Warung Prima 1
Di Warung Prima Vegetarian siang ini kami menjumpai seorang nenek tua yang berberapa kali kami jumpai disana dan sekeluarga bapak-ibu dan dua anaknya yang berusia sekitar 6 dan 3 tahun.
Nenek dengan bicara yang halus, lembut dan bermakna dalam ini terlihat agak berbeda pada kulit dan rambutnya.
Seluruh bagian kulitnya terlihat berwarna merah seperti habis berjemur berjam-jam dan rambutnya berkurang cukup banyak dibanding terakhir kami bertemu beberapa minggu lalu.
Saya tidak tahan dan meminta Kartika untuk bertanya "Are You Well?" dan ia menjawab yang kurang lebih dalam bahasa Indonesianya "Ya, saya tak seburuk apa yang terlihat kok" kemudian ia bercerita bahwa dokter mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan dia adalah "Radiation Burn".
Singkatnya bahwa tanda dan semua simptom yang terjadi mirip dengan orang yang terkena radiasi, entah itu radiasi elektronik, sinar atau gelombang lainnya.
Padahal nenek itu tidak merasa melakukan sesuatu yang berbeda dalam hidupnya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Awalnya ia penasaran dan mencari dan mencari mengapa ia mendapatkan fenomena ini di badannya, namun semakin dicari semakin banyak keraguan dan ketidakpastian pada apa yang sebenarnya terjadi.
Lalu ia memutuskan untuk mengakhiri semua penasarannya dengan menerima bahwa hal ini memang harus terjadi pada dirinya, tidak ada yang perlu dicari mengapa dan darimana.
Semua ini adalah satu scene dari perjalanan panjang dalam panggung teater kehidupannya.
Dan seperti yang kita bisa duga, tatkala ia menerima tanpa syarat, hidupnya menjadi ringan lalu rambut mulai tumbuh dan kulit mulai membaik.
Inilah pelajaran penting bahkan sangat penting yang melulu kita lupakan.
Menerima dan melepaskan.
Seorang anak hadir dalam kehidupan bapak dan ibu, disaat itu kedua ortunya kehilangan sebagian waktunya.
Seorang lulusan anyar yang diterima bekerja mau tak mau masa bermainnya berkurang drastis.
Kalau dalam pilihan-pilihan yang kita buat seperti mempunyai anak atau memiliki pekerjaan terdapat pelajaran menerima dan melepas, saya juga yakin bahwa setelah kita menjaga dengan baik tubuh dan pikiran lalu alam memberikan kita pengalaman sakit, pasti ada sekeranjang pelajaran yang dititipkan pada kita.
Namun, lagi-lagi, pelajaran sebesar apapun yang hadir tidak menjadi guna bila kita tidak mempunyai sikap hati menerima terlebih dahulu dan masih menggenggam erat keyakinan sebelumnya.
Menerima dan melepas, untuk sedikit orang sungguh suatu kemewahan tak terkira, dan bagi ras modern sungguh tidak populer, bagaikan dua barang antik yang tertumpuk, berdebu dan tak tersentuh dalam gudang hati setiap orang.