Berjalan Di Titian
Sejak bisa berjalan Rigpa hobby sekali berjalan diatas pembatas jalan yang sempit.
Tidak ada yg tahu pasti alasannya, mungkin meniru bapaknya yg salah satu buku favoritnya The Road Less Traveled.
Awalnya ortunya ketakutan ia tergelincir, dipegangilah Ia erat-erat yg membuatnya Ia tak nyaman bergerak.
Lalu kami sadar bahwa hampir sebagian besar fasilitas perlindungan yg kami berikan pada anak porsinya bukan untuk melindungi anak melainkan melindungi ketidaknyamanan yg kerap hadir di pikiran ini.
Pelahan-lahan kami memberanikan melepasnya, dan berkata "Kamu pasti bisa".
Padahal kata motivasi yang terdengar untuk dia itu lebih cocok sebagai self hipnosis bagi kami agar kami mampu melepaskannya.
Hasilnya beberapa kali Rigpa nyungseb di sawah, kecebur di kolam dan kejedug di beton.
Inilah proses.
Proses bertumbuh dari setiap makhluk dialam ini.
Rasa sakit yang hadir tidak kami alihkan dengan pelukan sebaliknya kami meminta ia memeluk rasa sakit itu.
Tidak ada yang menyalahkan dan disalahkan dalam kejadian itu, alam mempunyai hukum konsekwensi alaminya, dimana kita diminta untuk belajar bertanggung jawab pada apa yang kita lakukan.
Belajar berjalan adalah hal penting dan bagus sekali bila ditambah kemampuan keseimbangan dalam menitih jalan yang sempit, namun jangan lupakan hal yg lebih penting yaitu pengalaman jatuh dan sakit.
Dalam jatuh kita belajar bangkit dalam sakit kita belajar berdamai dengan ketidaknyamanan.