'Kualitas yang tidak Anda tidak sukai di orang lain, ada dalam diri Anda'.



Mungkin banyak yang tidak setuju bahkan menyangkal dan mengatakan 'Tidak mungkin' atau yang langsung sama sekali tidak percaya kalimat diatas. 


Saya tidak memaksa siapapun untuk percaya, tapi supaya fair, kenapa tidak mencoba membuktikannya?



Tulis di sebuah kertas paling tidak 10 kualitas orang yang tidak Anda sukai, mungkin orang itu adalah lawan, musuh atau sahabat Anda, siapapun orangnya tidak masalah, yang penting adalah ketika tindakan tersebut di lakukan oleh seseorang, emosi Anda langsung meletup.


Misalnya bertemu dengan orang yang suka membantah, yang serakah, atau yang kekanak-kanakan. 


Lalu, carilah seseorang yang mengetahui sisi luar dan dalam diri ini, dan serahkan kertas itu padanya sambil tanyakan "Tolong jawab dengan jujur, apakah kualitas yang tertulis di kertas itu ada pada diri saya?"



Pengalaman saya di Indonesia jarang yang akan mengatakan straight to the point "Ya" namun setelah saya mencoba dengan diri sendiri dan juga melihat hasil dari beberapa teman, hasilnya memang susah dibantah.



Selagi kecil, kita menelan program dualitas "Baik" dan "Buruk", apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh.
Apa yang harus dijunjung dan dipendam.


Kita bertumbuh dengan pelajaran serupa, yaitu, melakukan apa-apa yang dianggap baik oleh lingkungan dan memendam dan menutupi apapun yang dipandang jelek di masyarakat.


Kita menggelembungkan sisi positif dan mengubur yang negatif.

Kita melakukan ini agar diterima, dihargai dan ada kemungkinan untuk dipuji.



"Apa yang terjadi di luar adalah refleksi dari apa yang ada di dalam diri ini" begitulah kurang lebih bunyi teori kehidupan ini, dengan kata lain, tidak mungkin ada kekacauan diluar tanpa didahului keruwetan didalam.



Manakala kita tidak menyukai orang lain, sebenarnya kita bukan tidak demen dengan kualitas yang melekat padanya, namun lebih dalam dari hal tersebut, bahwa kita tidak suka bagian diri kita yang memiliki kualitas tersebut.



Musuh, orang sulit, orang yang membuat hati mendidih adalah bagaikan cermin yang memberitahu sisi gelap yang selama ini kita sangkal.


Begitu juga sebaliknya bila kita mengagumi seserorang, sedikit banyak sifat yang kita sukai itu ada dalam diri kita.



Kita memiliki sifat yang dibawa oleh Joko Widodo juga karakter yang ditunjukan oleh Prabowo Subianto, ketika kita memuji mereka kita sendang mengendorse sisi-sisi yang kita terima dalam diri kita, dan ketika kita kejelekannya dan menghujatnya, percayalah itu juga ada didalam diri ini.



Mereka yang tidak menyenangkan muncul bukan untuk dihujat melainkan agar kita masuk dan memeluk sifat itu di dalam diri kita.



Ketika kita mampu menerima sisi terang dan gelap di dalam, disaat itu kesadaran akan mengantakan kita pada kedamaian sejati