Perjalanan Joko Widodo diuji oleh Bibit Waluyo di Solo, berhadapan dengan tembok tinggi yang bernama Fauzi Bowo di Jakarta dan berlanjut Prabowo Subianto dan timnya mengepung di Pilpres adalah mirip perjalanan kehidupan sebagian besar orang di dunia.



Kita pasti masih ingat setiap kenaikan jenjang di sekolah dari SD ke SMP dan SMP ke SMA kita selalu meghadapi ujian yang cukup serius.



Kita tidak bisa mengatakan mengelak dari ujian tersebut bila kita berminat untuk masuk gerbang selanjutnya.


Kita juga tidak selayaknya membenci ujian apalagi Guru pengujinya bila kita sadar gambar yang lebih besar peta kehidupan ini.



Seorang Buddha pernah mengatakan "Pada akhirnya kita akan sangat-sangat berterimakasih pada orang-orang yang membuat kita sulit."



Mungkin ada orang yang mempunyai niat berseberangan dengan niat Guru-Guru yang memberikan ujian disekolah.


Mungkin sekali ada orang yang berniat menjegal, memperdayai, menipu atau mencelakai diri ini, namun jangan masuk ke arena tersebut,

 Seperti pohon dengan buah yang lebat mengundang orang mengambil batu dan meleparnya seperti itulah konsekwensi dari tingkat pertumbuhan jiwa seseorang.



Tirulah anak-anak yang bermain video game, mereka melangkah di level yang baru dengan senyum dan melupakan semua musuh yang telah menghalangi di babak sebelumnya.


Mari kita melangkah tanpa perlu merasa menang apalagi hebat, masih banyak karya yang perlu kita buat, kreatifitas yang kita cipta dan kebaikan yang kita amalkan.