"Bapak gobind, bagaimana mengatasi yang menganggap hidup berat, susah, segala sesuatu mau dilakukan berat sekali.. apa yang bisa mulai saya lakukan ya?"



Seperti dalam kehidupan fisik ini, bila kita susah berjalan atau melangkah, kita memerlukan bantuan, bisa merupakan tongkat atau papahan orang lain.


Namun yang penting diingat adalah bahwa tongkat dan papahan adalah bantuan untuk sementara dimana kita selayaknya tidak tergantung olehnya.


Seperti anak kecil yang ingin berjalan, orangtuanya membelikan Baby Walker, alat ini tentu tidak boleh digunakan selamanya bukan?



Kehidupan ini terasa berat bukan karena kehidupan ini yang berat namun kemampuan kitalah yang terbatas.


Setiap hari saya melakukan olaraga dan seminggu sekali saya menganggat barbel sebesar 7,5 kg, beban ini adalah capaian maksimum saya saat ini.


Beban ini sangat berat saat ini, tapi kalau mau saya bandingkan dengan belasan tahun lalu, pada saat itu saya mampu mengangkat belasan kilo, mengapa? 
karena pada saat itu saya lebih sering melatihnya.


Demikian pula kehidupan ini, tidak ada cara lain, bila kita ingin membuatnya ringan maka latihan dengan disiplin tinggi adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar.



Memang tidak gampang selalu disiplin berada di rel kehidupan ideal yang kita inginkan apalagi ketika tawaran belok kanan dan kiri sangat menggiurkan.



Dahulu saya meyakini pribahasa "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian"
 namun sekarang saya menemukan kalimat yang lebih cocok untuk memompa semangat saya.
"There are two types of pain you will go through in life, the pain of discipline and the pain of regret. Discipline weighs ounces while regret weighs tonnes." -Jim Rohn- 
"Ada dua kepedihan/kesakitan yang harus kita jalani sepanjang kehidupan ini, sakit karena disiplin dan sakit karena penyesalan. Disiplin beratnya beberapa ons dan penyesalan beratnya berton-ton."



Dalam bahasa lebih sederhana - "Harga disiplin selalu lebih rendah daripada harga penyesalan"



Thomas Henry Huxley dengan sangat baik mengatakan "Mungkin hasil paling berharga dari semua pendidikan adalah kemampuan untuk memaksa dirimu melakukan hal yang harus kamu lakukan, saat hal itu harus dilakukan, baik kamu menyukainya ataupun tidak"

.

Tetap disiplin adalah sesuatu yang harus kita usahakan tanpa henti seperti apa yang di ucapkan Konfusius yang Agung: "Orang yang baik memperkuat diri mereka sendiri tanpa henti"

.

Buku bagaikan tongkat, teman yang baik atau perkumpulan yang positif seperti papahan, semua ini adalah cara bagaimana kita terus tetap termotivasi dan bersemangat, namun apakah kita MAU melakukan latihan atau tidak sepenuhnya adalah tergantung dari diri sendiri tepatnya kesadaran diri ini.



ABC (Awareness Before Change) Kesadaran adalah pembuka pintu untuk perubahan.


Ketika saya sadar bahwa hidup ini sangat berarti maka disaat keluhan mampir pada perjalanan hidup, ia tidak punya ruang untuk duduk apalagi menginap.



Ketika seseorang sadar bahwa tubuh manusia adalah karunia yang tak terhingga (bayangkan bila saat ini Anda tidak mendapat karunia tubuh manusia) maka ia tidak akan mensia-siakan setiap detik yang berlalu, sebaliknya ia akan merawatnya dengan makanan dan aktivitas terbaik.



"Dan apakah Sadar itu pak?"


Teringat di India, beberapa tahun yang lalu sewaktu saya dan Istri bertemu Yongey Mingyur Rimpoche "Kesadaran bagaikan lampu"
.
Mirip seperti masuk ke sebuah rumah mewah dengan perabotan lengkap namun tidak ada sedikitpun cahaya, kesadaran adalah lampu/lilin yang membuat kita melihat bahwa apa saja yang kita perlukan untuk hidup bermakna dan berbahagia semuanya tersedia didalam.