Beberapa tahun yang lalu, ketika tinggal masih kost, kemana-mana berjalan kaki.

Punya sedikit tabungan, belilah sepeda.
Kemana-mana naik sepeda, bersyukur tidak terlalu lama menahan lapar bila ingin membeli makanan, sering juga mendapat sui-suit dan tepukan tangan serta celetukan 'Siti nurbaya' disaat berboncengan dengan Kartika yang waktu itu kalau di fb statusnya 'In relationship'.

Malam tahun baru bersepeda berkeliling ubud menyaksikan dari luar cafe dan puri yang bertabur hiasan, dan menepi diteras toko yang tutup ketika tarian hujan tampil.



Tadi pagi, sewaktu bersepeda membonceng RIgpa ke pasar, menoleh ke belakang melihat Tika dan Ibunya Rina Saraswati yang membuntuti dengan mobil, muncul perasaaan syukur.

Syukur bukan hanya karena diberi kesempatan menikmati apa yang telah dititipkan namun juga mendapatkan pengalaman indah selama memperoleh pinjaman tubuh manusia ini.



Sangat gampang bagi seseorang untuk menikmati jalan kaki kemana-mana ketika memang kondisi tidak memungkinkan untuk memiliki kendaraan, Sangat mudah kita mengayuh sepeda ketika memang hanya punyanya sepeda.


Menggunakan air dingin ketika air hangat tersedia segera dengan satu tombol, juga berhemat disaat kantong sedang tebal-tebalnya. 



Tantangan dalam kehidupan ini tidak hanya berkunjung disaat kesulitan menghampiri melainkan juga saat semua kemudahan hadir bertamu.


Tantangan tatkala tubuh sedang sehat-sehatnya, rejeki sedang banyak-banyaknya bukan hanya terletak pada rasa bersyukur yang biasanya semakin menipis tapi melakukan sesuatu dengan "Bijak" bukan sekedar dengan "Gampang"

Memang ada juga yang berkata "Udah dikasih rejeki kok ngga 'Dinikmati'?".


Sama sekali tidak salah bagi sahabat yang ingin mengambil cara dengan menikmati sesuai jalannya, dan saya lebih memilih untuk menitih dijalan yang mungkin jarang dilalui banyak orang.