Mencintai Bukan Jalan yang Mulus dan Lurus
Belasan tahun lalu di Jogja, saya ingat saya pernah mencibir segerombolan mahasiswa ber yel-yel keras dan kasar di depan McDonald , memprotes AS sambil merokok Marlboro.
Bertahun yang lalu saya menyadari diri ini masih tertawa kecil tatkala ada sahabat yang membenci Israel dan mengobarkan kebencian itu via facebook atau website yang servernya terletak di negara pendukung Israel.
Ada juga yang tidak suka dengan Arab namun masih menggunakan mobil yang bahan bakarnya diimport dari Jasirah.
Ditengah perenungan, terngiang lagu dari Scorpion, "Cause we all live under the same sun, we all walk under the same moon, the why, why can't live as one".
Kita bangga menjadi manusia, kita sering mengatakan bahwa kita adalah ciptaan termulia, mempunyai budi pekerti yang paling tinggi, mampu mencintai, berempati dan merespon secara intelektual.
Namun kebencian yang telah berabad-abad tetap kita genggam, warisan dendam ya ng diturunkan lewat cerita-cerita masih membara di dalam hati ini.
Kita membanggakan keyakinan kita sebagai yang penuh kasih namun disisi lain kemarahan pada pihak lain terus meluas.
Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak perlu melakukan apa-apa. Lakukan sesuatu dalam menghadapi ketidakadilan, kecurangan, penindasan atau apapun nama yang diberikan, tetapi lakukan dengan niat untuk menjadikan lebih baik.
Kemarahan yang disiramkan pada mereka yang sedang marah sama seperti menambahkan gelap pada kegelapan.
Mengapa kita berdoa pada Yang Maha Kasih untuk menghukum pihak yang menindas bukan sebaliknya meminta Pencipta agar menganugerahkan kasih yang luas pada mereka agar mereka sadar pada apa yang sedang dilakukannya?
Hukuman, kemarahan, kebencian, dendam tidak pernah, sekali lagi tidak pernah menyelesaikan masalah, sebaliknya semua itu malah menambah masalah.
Mencintai bukanlah jalan mulus dan lurus, karenanya tidak banyak yang ingin melewati.
Tidak ada jalan pintas diwilayah kasih, kita perlu mendengar dengan penuh perhatian, memandang dari sisinya, mengerti apa yang tersirat didalam dan memahami sepenuhnya, seutuhnya.
Sungguh sebuah jalan yang jarang dilalui oleh manusia modern.
Dan sungguh tidak ada seorangpun yang menyesal setelah melewatinya.