Tetua yang Jenius
Setiap menghadapi nyepi saya selalu terkagum-kagum dengan kejeniusan tetua Bali yang mewajibkan keheningan pada perayaan tahun barunya.
Saya juga selalu terkagum-kagum dengan jumlah antrian manusia yang berjejer di kasir supermarket berikut dengan banyaknya belanjaan yang digotong sehari sebelumnya.
Hampir sama kekaguman saya ketika melihat pergantian tahun masehi puluhan bahkan ratusan ribu orang mendongsok dan membebani pulau ini sementara exodus dalam jumlah yang tak kalah banyaknya terjadi saat pergantian tahun saka.
-Amati lelungan (tidak bepergian) yang diminta oleh para sesepuh Bali agar kita memunyai waktu untuk duduk hening di dalam kamar selama 24 jam telah menjelma menjadi bayangan gelap, sempit bagai dalam kubur.
-Amati karya (tidak bekerja) atau tidak berkegiatan apapun tentunya dimaksudkan agar kita bisa mencurahkan seluru pikiran kita kedalam.
Tetua ingin agar moment pergantian tahun ini bukan hanya dijadikan ajang introspeksi dari apa yang telah dilakukan namun apa yang akan dikerjakan sepanjang tahun kedepan.
Namun menariknya kita sering tidak tahan untuk tidak melakukan apa-apa.
Lihatlah bagaimana hotel berbintang dengan semua fasilitas menghabiskan waktu dalam bungkusan paket nyepi laris manis.
Mati gaya adalah hal yang penuh dengan penderitaan.
Semakin dunia ini maju, semakin cepat arus pikiran kita.
Ketika perlambatan terjadi, kita merasa cemas, sepertinya ada yang salah.
Saya teringat apa yang dikatakan Meher Baba, seorang Sufi dari India "Pikiran yang cepat adalah pikiran yang sakit, pikiran yang pelan adalah pikiran yang sehat, dan pikiran yang hening adalah Pikiran Ilahi"
- Amati lelanguan (tidak mendengarkan/melihat hiburan) ditindak lanjuti oleh pemda Bali dengan menonaktifkan semua stasiun pemancar baik radio dan televisi di bali berimbas pada peningkatan jumlah pembelian cd, dvd serta download musik yang tajam.
Bagaimana dengan - Amati geni (tiada berapi-api / tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), menurut saya tentu maksud para pencetus Nyepi ini tidak lain adalah berpuasa.
Tidak perlu penjelasan panjang lebar, kita semua sudah mengetahui dan mengakui kebaikan puasa.
Keempat aturan Nyepi yang digagas para bijak ini mengingatkan saya pada proses dari ulat yang melata lalu terbang dengan tubuh kupu-kupu.
Proses metamorfosis ini dilalui ulat dengan tidak makan apa2, tidak bertemu siapa2, tidak melakukan apa2 dalam keheningan kepompng, Tetua ingin kita mematikan semua kegiatan yang ada di luar agar kita bisa melihat cahaya cinta yang ada di dalam namun kita yang telah tercandu melihat cahaya semu diluar enggan mencicipi kemewahan keheningan didalam.
Selamat melaksanakan Catur Bratha Penyepian
Selamat menikmati keheningan Tahun Baru
Shanti … Shanti … Shanti