"Kita tak mungkin bisa hidup tanpa palm oil"

Itulah sekilas yang saya ingat terucap dari seseorang dalam diskusi semalam setelah nonton film dokumenter Heart of Haze yang bercerita tentang kebakaran hutan hebat di Kalimantan.

Minyak sawit karena murahnya, telah menyusup pada ribuan jenis produk yang kita gunakan sehari-hari, selain minyak goreng, ada sabun, shampoo, pasta, body lotion dan lainnya.

Moderator Helga, yang juga inisiator Pasar Ragam, menyebut nama saya, sebagai contoh seseorang yang menjalani hidup bersahabat dengan lingkungan dan sekaligus meminta saya berkomentar.

Saya mempunyai prinsip yang berbeda dalam menjalani kehidupan di dunia yang sudah terlalu berat ini, hampir setiap orang memasang impiannya, sementara saya mengurangi keinginan untuk menjadi lebih sederhana dalam setiap tahunnya.

Mulai mengubah dari vegetarian menjadi vegan, tidak menggunakan alas kaki, menghilangkan konsumsi gula putih, melenyapkan gorengan, tidak lagi menggunakan sabun, pasta, shampoo dan produk kimiawi, mengurangi secara masif penggunaan plastik dan mengurangi hal lainnya setiap tahunnya.

Sebagian besar dari kita belajar dari iklan, yang menghipnosis kita bahwa kita memerlukan produk yang berjibun itu setiap harinya, kita tergiring dengan begitu banyak ketakutan.

Ketakutan bakteri, ketakutan tulang keropos, ketakutan rambut berketombe dan lepek, ketakutan ketinggalan jaman atau tidak up to date, ketakuatan tidak ada yang dekat karena aroma yang tidak sedap, dan semua yang membuat kita semakin tidak PD menjalani kehidupan ini.