SELAMAT ULANG TAHUN
Bagaimana mungkin ... percaya kepadamu,
Sedangkan ulangtahunku ... kau tak ingat lagi ...
Bagaimana mungkin ... kau masih menyayangku
Sedangkan kehadiranmu ... bagai angin lalu...
Saya tidak habis tersenyum selama lagu dari Dian Piesesha itu berputar, kalau bukan dikendaraan umum, pasti saya tertawa keras.
Mentertawakan bagaimana diri ini pernah terprogram untuk sakit hati tatkala orang-orang terdekat tidak memberi selamat hari ulang tahun saya.
Tahun ini saya malah riang gembira ketika hanya kurang dari 5 orang yang sms atau telp memberi ucapan selamat, bahkan yang sedikit itu bukan dari Istri atau Ibu saya.
Sama sekali saya tidak menyalahkan sahabat lain yang mengucap atau merayakan, bagi saya hari ulang tahun hanyalah sebuah hari yang sama spesialnya dengan hari lainnya.
Dengan kata lain merayakan hari ulang tahun hanya akan membuat hari yang lainnya kurang spesial.
Ada dua hal yang menurut saya jauh lebih penting yang ingin saya tuliskan daripada meributkan tentang ritual selamat dan menyelamati, yaitu tentang 'Program' dan 'Candu'.
Terprogram, atau bahasa lainnya terkondisi, tepatnya terpasung oleh konsep-konsep yang dijajakan di layar kaca atau radio.
Lagu, film apalagi sinetron yang ribuan kali kita tonton dan dengar telah berhasil membuat hidup kita penuh drama seperti mereka.
Saya beruntung mendapat berkah kekuatan melepas televisi dan lagu-lagu cengeng romantis yang sebelumnya membuat diri ini terlunta-lunta diantara kacaunya bathin dan tangisan bombay.
Gandhi pernah berujar "Tak ada seorangpun yang mampu menyakiti hati Anda tanpa persetujuan Anda sendiri"
Bagaimana saya membiarkan diri saya sakit hati ketika tidak ada memberi ucapan "Selamat ulang tahun" adalah karena saya tanpa sadar terprogram menyetujui bahwa saya akan merasa dihargai karena orang lain mengingat tanggal lahir saya.
Kalau ada orang lain yang menghargai saya maka saya akan bahagia.
Bahwa kebahagaiaan kita harus tergantung dengan orang lain adalah pasung yang membuat kita berusaha mencoba menyenangkan orang lain, karena kalau orang lain senang kitapun ikut senang.
Hal yang penting kedua adalah 'Candu' yang mungkin akan menjelaskan kebingungan sewaktu membaca tulisan di atas atau mungkin sekali malah membuat Anda lebih bingung
Sejak bayi manusia semua diberi Candu oleh lingkungannya berupa pujian, penghargaan, persetujuan, penerimaan yang luar biasa banyaknya, candu ini semakin hari semakin dikurangi.
Kita hanya mendapat pujian lagi bila kita mengerjakan hal-hal yang fantastis seperti dapat nilai 10, atau rangking 3 besar.
Sewaktu besar seseorang berdandan untuk mengesankan orang lain, melangsingkan dan memutihkan tubuh untuk mendapat pujian, mejadi kaya karena orang kaya dihormati, diterima, dihargai.
Dan setahun sekali, hari ulang tahun adalah hari yang dinanti karena kita akan memperoleh narkoba yang luar biasa bayaknya berupa perhatian dari keluarga dan sahabat.
Apakah program dan candu itu salah?
Tentu tidak, setiap orang bertumbuh dengan kesadarannya.
Hanya ketika seseorang mulai gelisah kuat akan kebebasanya, iapun mulai menyadari bahwa selama ini banyak belenggu yang mengikatnya.
Mereka yang bebas adalah mereka yang tidak lagi berusaha mengesankan orang lain, ia melakukan sesuatu karena kesadaran yang memimpinnya, bukan program apalagi candu.
Ia tak perlu lagi penerimaan, penghargaan, persetujuan bahkan ucapan selamat dari siapapun.
Tatkala kita mampu menerima dirinya, ia tak perlu penerimaan orang lain, ketika kita bisa menghargai diri kita maka kita tidak susah-susah mencarinya dari luar, begitu pula disaat seseorang merasakan aliran semesta yang baru setiap saat, hidup menjelma bagaikan perayaan yang tak ada habisnya.