Walau Tidak Ada Yang Indah
"Walau tidak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya" adalah sebuah kalimat yg terucap di film Filosofi kopi yang juga menempel di dinding toilet Filosofi kopi cafe di bilangan Jakarta.
Bukan setuju dan tidak setuju, juga bukan ingin berbeda, namun kesadaran saat ini menuntun diri mengatakan "Walau tidak ada yang Indah, hidup ini sempurna, apa adanya"
Yang membuat hidup terlihat dan terasa tidak sempurna adalah kebiasaan kita membandingkan.
Apalagi membandingkan bukan dengan realitas namun konsep kesempurnaan.
Kita telah menelan konsep bahwa sempuna itu adalah tidak ada rasa sedih, marah, jengkel dan sejenisnya. Kita percaya namanya putih lebih baik dari hitam.
Konsep bersih dan kotor juga sudah mendarah-daging,
Hidup dan kehidupan bukan hanya menjadi indah namun juga sempurna tatkala kita tidak membandingkan.
Hidup menjadi utuh disaat kita melihat apa adanya.
Praktek melihat apa adanya pernah kita lakukan dikala kita masih kecil dimana kita belum terkontamonasi dengan konsep baik dan buruk.
Kalau tidak ada penghakiman di dalam maka diluar hanya ada apa adanya, yang tidak lain adalah kesempurnaan itu sendiri.
Mereka yang telah mampu melihat Pencipta dengan sempurna melihat ciptaan apa adanya.
Mereka yang mampu melihat Pencipta apa adanya akan melihat semesta sempurna adanya.