Mengintip Timeline
Jarang sekali dilakukan, tapi sesekalinya mengintip timeline fb, ada saja perdebatan yang telontar.
Topiknya macam-macam, namun yang keras biasanya masalah politik, dan yang lebih tajam lagi adalah agama.
Bagi banyak orang hal ini adalah mengherankan, bagaimana hal yang bersumber dari kasih menjadi sangat keras sekaligus sensitif.
Perdebatan tidak akan membawa kita pada pemahaman yang lebih tinggi.
Seringkali setelah berdebat kita semakin kuat dengan konsep yang kita pegang dan semakin jauh dari mereka yang didebat.
Bahkan sebelum berdebat, sebagian besar dari yang saya tahu tidak
menyediakan ruang untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran pihak lain.
Perdebatan adalah kreasi dari ego yang ingin menang, diakui, disetujui dan terlihat benar.
Padahal kita tahu bahwa kebenaran sendiri tidak mungkin ditemukan dengan cara berdebat, bahkan kata-kata yang paling manis sekalipun tidak dapat mengungkap kebenaran.
Setiap kali ada yang tidak setuju dengan tuiisan yang saya posting, tidak terlintas untuk mendebatnya apalagi menyalahkannya.
Saya mencoba memahami bahwa kita semua telah menelan pengetahuan, budaya, cara pandang dan pengalaman yang berbeda satu dari lainnya.
Berbeda menjadikan kita kaya, dengan syarat bila kita mau memahami orang yang berbeda tersebut.
Walau kita telah mencicipi langsung buah mangga, tidak serta merta kita bisa menyalahkan mereka yang merasakan rasa yang berbeda dari kita.
Semua yang kita rasakan,dengar dan lihat sumbernya dari dalam, realitasnya di dalam, sementara di luar hanyalah ilusi.
Semua perbedaan itu selayaknya membuat kita menyelami dan menemukan pemahaman didalam bukan sebaliknya keluar dan menantang siapapun yang bersebrangan.
"Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes." kata Carl Jung
Siapa yang melihat keluar, maka ia bermimpi. Siapa yang melihat ke dalam, maka ia terbangun