Ada yang saya jawab, banyak yang tidak saya jawab, baik di inbox atau comment di timeline.

Terkadang memang tidak sempat, atau saya tidak tahu jawabannya, atau pernah saya bahas di status sebelumnya atau yang paling sering memang ngga pingin membalasnya.

Enggan, malas, apapun namanya, intinya memang ngga pingin jawab saja.

Seorang sahabat yang cukup lama bermain dalam pembentukan brand, menyarankan saya untuk melakukan perubahan.


Katanya bila ingin citra 'Gobind Vashdev' sebagai merk menjadi baik maka perlu sekali untuk memuaskan 'Pelanggan' dengan menjawab setiap komen yang ada, baik pujian manupun kritikan.


Serta tidak memposting sesuatu yang diluar harapan masyarakat pada umumnya.

Mungkin ada benarnya bila saya ingin mengembangkan merk yang bernama 'Gobind Vashdev'.

Setelah bertanya kedalam, kesadaran saya masih belum mau memilih konsep memuaskan 'Pelanggan', dan tentu saya juga sadar konsekwensi dibalik pilihan saya.

Saya belum bisa membayangkan berkomitment untuk selalu senyum dan terlihat happy pada setiap orang karena saya adalah penulis buku tentang kebahagiaan.

Saya juga belum siap untuk terlihat selalu sehat dan segar karena sudah tertancap image bahwa Gobind adalah pengajar self healing dan praktisi makanan sehat,
atau untuk tidak jalan-jalan di mal karena sudah terbentuk persepsi bahwa saya adalah orang yang sederhana.

Saya tidak anti dengan siapapun yang dalam hidupnya ingin melayani pelanggannya dengan tingkat keppuasan yang tinggi, pembicara yang tampil dengan rapi, menjawab setiap pertanyaan, memfollow up step-step training lanjutan dan seterusnya.

Dahulu sempat beberapa kali saya ingin seperti mereka, namun selalu kembali dan kembali ke selera asal.

Setiap orang bertumbuh dengan kesadarannya, dan pastinya kesadaran saya belum bertumbuh ke arah sana.

Citra 'Gobind Vashdev' yang melekat di para pembaca atau mereka yang mengetahui saya bukanlah Gobind Vashdev.

Bila seseorang terkesima dengan tulisan status di timeline ini, atau di buku Happiness Inside itu artinya ia terkesima dengan gagasan yang ia kira itu saya, sebaliknya yang mengkritik saya juga adalah mereka yang tidak setuju dengan gagasan yang dia pikir adalah saya.

Pujian dan kritikan terjadi karena adanya harapan yang sesuai dan tidak sesuai, dan harapan itu ada di mereka yang memiliki bukan pada saya.

'Saya ingin jadi orang bebas' kalau ditanya apa cita-cita saya?.

Bukan menjadi pembicara, penulis bahkan heartworker sekalipun.

Bebas tidak terikat pandangan orang, dan juga tidak tertarik untuk membuat orang terkesan.

Tidak menjadi siapa-siapa dan bukan apa-apa, mungkin itu terjemahan dari kata 'Bebas'.

Tapi itu masih cita-cita dan diri yang penuh kemelekatan ini masih jauuuuuhh dari itu semua.