Didorong rasa penasaran yang besar, saya meminta Kartika untuk bertanya pada pemilik restoran mungil bernama Melting Wok, "Berapa banyak tamu yang Anda tolak dalam setiap harinya?"

Wanita berkebangsaan Prancis itu mengatakan "Pastinya lebih banyak yang ditolak daripada yang diterima"

Saya percaya itu bukan basa-basi, mengingat saya sendiri baru 4 kali kami berhasil menikmati nasi kare vegetarian dengan bumbu rempah yang luar biasa.

Setiap orang yang ingin makan harus menelpon atau memesan tempat terlebih dahulu.

Saya menghitung ada 8 meja yang tersedia, "Apakah tidak ada rencana untuk menambah meja atau pindah ke tempat yang lebih luas?" tanya saya.

"Tidak" katanya dengan tegas
"Malahan kami ingin menambah hari libur kami menjadi 2 hari dalam seminggu"
"Saya dan Suami tidak sedang berkompetisi dalam mengumpulkan harta, kami tidak ingin menjadi lebih stress karena menambah luas atau jumlah resto."
"Kami tahu limit kami dan kami masih ingat tujuan kami pindah ke desa ini adalah untuk hidup lebih seimbang" Jawabannya membuat saya dan Tika merinding.

Di dunia dimana kita di didik mencapai lebih dan lebih, jawaban wanita itu seperti sepeda kecil yang melawan arus diantara cepatnya mobil dan derunya truk.

Pertanyaan besarnya "Apakah kita menjadi lebih bahagia dengan mindset yang menginginkan menjadi lebih kaya, makmur, sukses, berkembang dan sejenisnya?"

Ketika kata "Cukup" hanya terucap dalam doa, maka niscaya kebahagiaan enggan bersalaman dengan kehidupan nyata.

Jika keyakinan seseorang pada Pencipta yang sangat miskin maka ia akan selalu hidup dalam ketakutan akan masa depan.

Kekurangan bukanlah kondisi luar begitu pula kelimpahan bukanlah benda namun hati yang telah melewati gerbang yang bernama cukup.

Apakah mungkin seseorang mampu bersyukur dengan hati yang selalu merasa kekurangan?.

Kita perlu melatih diri untuk melihat kedalam, mengurangi kebiasaan kita membandingkan juga bersaing.

Menikmati apa yang tersedia dan menerima apa yang terjadi.

Ada manusia yang ingin mengumpulkan lebih dengan itu ia bisa memberi lebih pada yang lain, ada juga manusia yang berkata cukup dengan keyakinan semesta lah yang akan berbagi pada yang lain.

Tanpa mengatakan mana yang lebih baik, saya lebih memilih tipe yang kedua.

Karena kebijaksanaan yang telah dihadirkan semesta jauh lebih tinggi dan telah terbukti dari diri yang dangkal dan penuh ego ini.