Kaos Kaki
"Lho kok kaos kakinya Rigpa beda?"
ini bukan tren.
Semua ini tidak lebih dari alasan yang menurut kami logis, dan semoga akan menjadi tren baru.
Pengalaman kami, alasan mengganti kaos kaki pada anak,
paling banyak karena basah terkena air seni, kemudian yang kedua kotor karena makanan atau kotoran lainnya.
Dan kalau kita perhatikan, bahwa jarang sekali terjadi keduanya basah atau kotor, biasanya hanya satu sisi saja, namun demi alasan kebiasaan atau pandangan orang lain kita menggantikan keduanya. Atas nama keserasian kita menambah beban dunia.
Seperti orang yang ramah mempunyai sahabat yang banyak, begitu juga bila ingin lebih dekat dengan alam maka selayaknya ramah lingkungan adalah gaya hidup kita.
Tidak semua orang punya kesempatan untuk demo dan turun ke jalan, atau memiliki keberanian dalam menentang kebijaksanaan yang tidak pro pada keharmonisan alam.
Tidak banyak juga yang punya kemampuan menginspirasi orang lain dengan orasi atau tulisan, namun siapapun kita, apapun profesi dan status kita saat ini, kita pasti bisa melakukan tindakan-tindakan kecil yang sederhana yang di mulai dari rumah.
Mulai dari mengganti bohlam lampu menjadi yang lebih hemat sekaligus mematikan lampu bila tidak digunakan.
Membawa botol air sendiri, mendonasikan baju serta mainan anak yang tak terpakai lagi dan ratusan hal lainnya.
Alam bagaikan dermawan kaya dimana kita semua berhutang padanya, disetiap langkah, setiap detik dan hembusan nafas ada dukungan besar yang diberikan pada kita.
Sekarang semuanya tergantung dari kesadaran kita , apakah kita masih mencengkeram ego serta gengsi-gengsinya atau mau melepaskannya dan menjadi rendah hati dan ramah.