Utama dan Alternatif

Awalnya dengan melangkah manusia membentuk jalan setapak, lalu jalan ini melebar karena sepeda mulai lewat.
Aspal dibaringkan untuk lalu-lalang mobil sementara yang berjalan kaki bergeser kepinggir.
Mie juga sahabat-sahabatnya yang bergelar instan awalnya adalah sebagai makanan darurat, digunakan bila tidak tersedia makanan atau dalam perjalanan panjang tapi sekarang sepertinya sudah terbalik.
Di amerika tahun 50 an lebih dari 90% makanan yang di konsumsi adalah makanan rumah, hari ini sebagian besar berestoran ria atau nge fast-food.
Tak ubahnya dengan bidang kesehatan, kedokteran dan obat kimia sudah menjadi platform dasar sedangkan penyembuh dan ramuan alaminya turun gelar menjadi alternatif.
Sekolah yang awalnya adalah sebagai pengisi waktu luang hari ini melahap habis waktu bermain anak.
Kebalikan yang sama rasanya terjadi pada semua bidang Kehidupan ini, lihatlah fondasi manusia yaitu spiritual.
Kita menghabiskan waktu, tenaga dan menjejalkan uang yang tak sedikit untuk prosesi ritual sementara spirit di dalam tidak tersentuh.
Hari-hari Kita jalani dengan kesibukan menambahkan sesuatu, mengemas lebih apik pada tampak luar sementara isi kita kurangi kandungannya.
Tak ubahnya dengan keadaan dunia, bumi yang dikeruk isinya untuk menambal kemasan ego agar tampak berkilau dan kita tahu akhirnya, menjadi sampah.
Kita tidak menyentuh ibu bumi lagi, kita menggantikan dengan plastik dan terkadang bangga berjejak pada kulit hewan mati.
Semakin hari semakin dangkal tempat kita bermain sementara mereka yg penyelamannya sudah dalam sama sekali tidak populer, bahkan tidak jarang disebut gila atau sesat.
Inilah menariknya dunia yang kita lewati saat ini, paling tidak ini adalah versiku.
Tatkala alam sudah menampakkan tanda-tanda secara frontal, penghuninya masih enggan melepaskan pesta-pesta yang memabukan ini.
Mengharapkan orang atau sebuah komunitas berubah bukanlah salahntapi tdaklah efektif apalagi kita belum menjadi biang dari perubahan itu sendiri.
Lakukan apa yang hatimu ingin lakukan, berjuanglah bersama sisi mulia di dalam dirimu.
Dan hasil bukan urusanmu, serahkan semuanya, terima dan syukuri yang terjadi.
Seperti doa indah penuh makna ini
“Tuhan, berilah aku kekuatan untuk menerima hal yang tidak bisa aku ubah. Berilah aku keberanian untuk mengubah hal yang bisa aku ubah. Dan kebijaksanaan untuk membedakan mana hal yang bisa aku ubah, mana hal yang tidak bisa aku ubah.” - St Fransiskus Asisi