Turun taxi dan menggeledek dua tas yang cukup berat.
Selain otot yang semakin tegang dan penat juga tidak mudah untuk berkelok dikerumunan manusia yang berlalu-lalang.

Apalagi mengangkat dan menurunkan tas-tas tersebut ketika melalui x-ray.

Sesampai di counter chek in, kuserahkan tas tersebut tanpa rasa takut, dan akupun melenggang dengan ringan dan santai.

Kita semua tanpa terkecuali sedang menunggangi pesawat besar yang melayang di semesta yang benama bumi, bedanya kita percaya pada maskapai yang membawa bagasi kita, namun hampir semua orang sedang membawa bebanya sendiri diperjalanan kehidupan ini.

Kita semua hidup dalam kelelahan dunia modern, kita tidak lercaya lagi pada kekuatan maha dashyat yang mengatur semua ini.

Kecemasan dan kegelisahan akan masa depan kita bopong kemana-mana.

Kita hidup dari satu ketakutan ke ketakutan yang lain.
Tidak jarang kita memerankan diri seperti "Tuhan".

Seorang sahabat mengatakan "Kalau nanti saya ngga ada trus bagaimana dong nasib anak dan istri saya?"
"Mungkin saja lebih bahagia" jawab saya dengan senyum canda.

Ajaran ikhlas sudah sering kita dengar, berusaha dan melepas hasilnya sudah qatam dikepala ini.

Kita sering mempraktekkan di bandara pada barang-barang bawaan.

Kapankah kita mau melepaskan gengaman yang menegangkan tubuh dan pikiran ini?

Mau kah kita berserah dan sepenuhnya percaya pada Ia yang mengatur segalanya?

Kalau Ia mampu mengatur triliunan bintang di jagat yang tak terbatas ini tentunya Ia juga mampu memelihara kita makhluk yang super mikro ini.