You Are You
Mengikat dan terikat.
"Mama ini cinta kamu, pokoknya kamu nurut aja sama mama ya"
Kalimat diatas memang sering terdengarnya dari pola hubungan Orangtua dan anak, namun kalau kita mau melihat lebih luas, hubungan trasaksional ini terjadi di hampir semua lini kehidupan.
Dalam hubungan bos dan karyawan tentu tak perlu ditanyakan lagi, memang seperti itu design nya.
Selama ekspektasi keduanya terpenuhi maka semuanya dianggap baik-baik saja.
Tapi lihatlah, bagaimana proses kehidupan manusia dewasa pada umumnya, yang awalnya berteman, lalu jadian, lanjut tunangan dan berlabuh di pernikahan.
Diawal kita tidak hanya mengekplorasi diri kita dengan banyak pengetahuan dan pengalaman, sebagai teman kita tidak banyak melakukan intervensi, kita lebih memahami, mengerti dan memberi ruang pada sahabat kita sampai proses selanjutnya terjadi.
Sewaktu jadian, ada batasan yang kita mulai bentuk dan semakin tebal, keras dan kaku.
Ada ego "Kamu adalah miliku" bercokol dalam benak kita.
Kita mulai meletakan syarat serta juga komitmen untuk membatasi diri kita seperti apa yg pasangan kita syaratkan.
Jadian sampai nikah seperi sebuah janji bahwa saya akan menuruti keingianmu dan kamupun harus menuruti keinginanku.
Sepertinya beginilah kehidupan harus dijalani, kita lalu membungkusnya dengan kata elok yang bernama "Tanggung jawab".
Saya pun bertindak dan berpikir seperti lingkungan saya berpikir dan bertindak sampai sering kali luka terjadi karena gesekan dan benturan.
Tanya kanan tanya kiri, jawabannya serupa "Biasa itu, cekcok itu adalah bumbu dari cinta"
Kita tidak mencari sebab mengapa kegerahan muncul, kita juga tidak mengingat lagi bagaimana hubungan indah pertemanan dahulu yang saling menghargai bisa tercipta.
Setelah lama mengamati, saya menjadi percaya bahwa bawah sadar manusia mencari pasangan adalah dengan tujuan menyembuhkan dirinya sendiri, makanya tidak heran bahwa kita sering merasa bahwa pasangan kita mempunyai sifat yang berkebalikan dari diri ini.
Lebih ekstrimnya, ia melakukan apa-apa yang kita tidak sukai dan tidak melakukan apa yang kita sukai.
Setiap orang dewasa pasti mengetahui bahwa ketika ia terluka karena jatuh atau tertabrak pintu, ia tidak mungkin menyalahkan lantai atau memindahkan pintunya.
Namun kerap kali kita menyalahkan dan berkehendak kuat untuk mengubah orang lain terutama yang berhubungan dekat, semua ini mungkin sekali berawal dari program dari lingkungan sosial yang telah berendam sejak kecil di kepala kita.
Gesekan yang menyebabkan luka adalah berkah, ia adalah panggilan alami agar kita kembali ke dalam,
Bukan hanya untuk merawat luka tapi juga melepaskan ikatan-ikatan yang menimbulkan gesekan tersebut.
Apapun yang kita lakukan termasuk menjalani kehidupan bersama dengan orang lain idealnya adalah untuk meningkatkan kesadaran agar kita bertemu dengan diri sejati.
Mereka yang sudah sampai adalah mereka yang telah melihat anaknya juga pasangannya apa adanya, tidak ada tuntutan, tidak ada keinginan untuk mengubah bahkan memperbaikinya.
You are not bad
You are not good
You are You my Dear