Rokok Sehat
Sejak lepas dari sekolah dan menjadi pembelajar jalanan, saya berulangkali memaksa diri saya untuk menepi pada sudut yang berlawanan dengan apa yang saya yakini.
Bila ada yang mengatakan agama A jelek maka sengaja saya membaca kitab sucinya serta berusaha memahaminya.
Kalau masyarakat mengatakan sebuah kelompok sesat maka saya ingin sekali mendengarkan ceramah atau membaca materi yang diajarkan.
Saya tidak kuatir dianggap sesat, ada banyak hal yg lebih bernilai daripada menuruti omongan orang yang mereka sendiri juga hanya menduga-duga.
Dan saya juga selalu ingat bahwa apa yg sekarang ini dipercaya sebagian besar umat dunia awalnya pasti pernah dianggap sesat.
Pikiran kita perlu untuk terbuka bahkan menyelami dahulu sebelum memutuskan apalagi menghakimi.
Semakin cepat penghakiman semakin lambat kita belajar.
Pikiran terbuka bukan artinya serta merta kita menerima mentah-mentah, bila perlu bertanyalah, namun semangatnya adalah rasa ingin tahu bukan untuk menyerang dan membuat orang lain malu.
Hari ini saya ditawari untuk melakukan apa yang saya sudah tinggalkan belasan tahun lalu, seorang sahabat datang tidak hanya membawa beberapa batang namun sebuah buku "Rokok sehat" yang di tulis oleh Seorang Doktor dan seorang Professor.
Senang sekali rasanya mendapat sebuah hal baru yang menampar keras isi kepala ini.
Lagi-lagi sebuah paksaan agar diri ini tidak melekat pada konsep benar-salah, baik-buruk.