"Apa fungsi dari pasangan Anda?" Pertanyaan ini menjegal kami ketika kami telah melalui pertanyaan "Mengapa kami perlu meneruskan hubungan dalam bentuk pernikahan?"

Kami mulai mencari jawaban apa yang berlaku di masyarakat, dan jawabannya hampir seragam.

Bila yang ditanya wanita jawabannya fungsi suami saya adalah mencari nafkah, dan bila sebaliknya, pria itu kurang lebih akan menjawab adalah mengurus anak dan keperluan rumah tangga lainnya.

Saya dan Kartika tidak puas, sedalam ketidakpuasan hidup perkawinan dalam masyarakat kita saat ini.

M.Scott Peck, psikiater jernih dalam buku legendarisnya The Road Less Travelled mengatakan "Suatu kesedihan mendalam, tidak mengherankan kalau Anda semua mengalami kesulitan ini dan akan terus berlanjut hingga Anda mulai menyadari bahwa masing-masing memiliki nasib yang terpisah.... Masing-masing memliliki nasib yang terpisah"

JLEB ...

Ya... hal yang tak pernah terpikir, bahkan sebaliknya kita sering kali membuat hubungan kita adalah bentuk dari penyatuan nasib.

Hubungan bagaikan rantai yang memadat ketika dibalut dengan upacra pernikahan.

Batasan samar semakin nyata, disisi lain menggerus hasrat didalam.

Hobby dikurangi, impian dikubur, keinginan melakukan sebuah karya diusir-jauh-jauh, adalah sebuah kewajaran dalam masyarakat dewasa yang telah menikah, apalagi wanita.

"Itu adalah konsekwensi" kata sebagian orang. Tentu kami tidak mau membantah keyakinan seseorang, namun lagi-lagi kami tidak puas.

Kalau saya mempunyai hubungan dengan seorang teman, kolega, partner bisnis atau sahabat lainnya, saya merasa terjadi perluasan dalam diri saya dalam menjangkau banyak hal, mengapa hal sebaliknya terjadi dalam kehidupan rumah tangga?

Kegalauan dan kegalauan terjadi dalam kerumitan kami untuk memutuskan langkah hidupini beberapa tahun yang lalu.

Menentukan tanggal, menyusun acara penikahan dan segala perniknya memang tidak mudah namun semua itu tidak se-esensi "apa tujuan pernikahan ini?"

Suatu malam si jenius Tika datang dan mengajukan kalimat yang mendebarkan jantung dengan tetangganya sang hati
"The Purpose of our relationship is to lift our lives to the highest potential and at the same time, nurturing the spiritual growth of another"

Tepat 3 tahun lalu kami berdua hadir dipantai melihat sunrise bersama ribuan sahabat lainnya, beryoga ria, bernyanyi, tertawa riang sambil menikmati makanan ala vegan, ada yang melepas burung ada pula yang mendonorkan darahnya, merayakan non-violence day dan upacara kecil pernikahan kami.

Sebuah kenangan manis yang tak pernah akan terlupakan tentunya.

Hari ini memang ada sahabat yang mengajak kami makan malam, namun bukan untuk merayakan hari yang istimewa bagi kami.

Setiap tahun kami mengingat hari ini bukan karena dihari ini kami menikah namun kami mengingatkan kembali pada diri masing-masing apa tujuan dan yang kami ingin wujudkan dari hubungan ini.

Selamat hari ulang tahun pernikahan, Love.

Kau sudah menjadikanku sebagai suami yang paling bahagia di alam ini.

Dengan riang hati aku akan melangkah bersamamu ditahun-tahun kedepan.

Tapi di atas segalanya, aku berdoa agar kita menghabiskan keabadian bersama.