Baru saja Kartika bertanya "Apakah kamu takut mati?"
Pertanyaan ini semakin menguatkan pertanda yang sudah saya niatkan sejak siang tadi, yaitu menulis tentang Reinkarnasi.

Beratus kali baik yang lama kenal atau baru kenal menanyakan "Apakah saya percaya reinkarnasi?"
Jawaban saya "Ya"

Dan biasanya mereka langsung menyahut "Bapak Hindu ya?" atau "Pasti Agamanya Buddha ya?"
Biasanya jawaban saya adalah bibir yang melengkung.

Kenyataannya saya menemukan kelompok dari Sahabat Muslim dan Kristen yang mempercayai siklus kelahiran kembali di dunia ini.

Perdebatan tentang ada dan tidak adanya tumimbal lahir sudah tak terhitung lamanya serta banyaknya.

Dengan dalil, penelitian, dan puluhan jenis lainnya kita mengutarakan dengan menggenggam apa yang kita yakini sambil berharap pihak lain percaya.

Dan seperti yang kita tahu hasil dari hampir (kalau tidak boleh dibilang semua) semua perdebatan adalah semakin kuatnya kita pada apa yang kita yakini.

Masalahnya juga kedua pihak tidak ada yang bisa membuktikan secara nyata, kalaupun bisa dibuktikan, pasti juga tidak dipercaya.

Mereka yang mengaku meninggal dan kembali pun mempunyai cerita yang berbeda tentang pengalamannya "Disana"
Ada yang mengaku ketemu Pencipta, ada yang ketemu malaikat, atau nabi dan seterusnya, begitupula gambaran surga dan neraka.

Kalau mau milih yang enak, tentu percaya dengan apa yang dikatakan para ilmuwan, seperti Stephen Hawking misalnya yang mengatakan bahwa setelah mati ya tidak ada apa-apa lagi, seperti mesin yang kehilangan daya selamanya.

Dalam kata lain, di dunia ini Anda boleh berbuat apa saja dan setelahnya selesai begitu saja.

Apakah saya meyakini hidup kembali setelah kematian ini karena agama dari orangtua saya?

Sama sekali tidak, walau ortu beragama Hindu namun sejak kecil tradisi Kristen di sekolah dan Islam di kampung adalah yang paling banyak mendoktrin otak ini.

Bukan hanya percaya pada Jesus, bahkan saya sangat mencintaiNya, sama seperti cinta saya pada Nabi Muhammad, Krishna, Lao Tzu, Buddha dan lainnya.

Hal-hal yang berkaitan dengan Roh, Jiwa.
Atma, spirit dan apapun kita ingin menyebutnya sifatnya adalah sangat pribadi, dan untuk mengetahuinya tidak ada jalan lain selain kita sendiri yang mengalaminya.

Nabi Muhammad mengatakan dengan Luar biasa "Matilah sebelum kematianmu tiba"

Guru yang mengajar saya meditasi pernah juga berucap "Bagaimana Anda bisa berharap masuk surga sewaktu mati sedangkan ketika Anda masih hidup dan segar bugar seperti sekarang ini tidak dapat menuju kesana?"

Pertanyaan yang cukup membuat setengah kepala saya terpelanting hilang.

Kembali, mengapa saya memutuskan memilih percaya Reinkarnasi, karena keinginan hati untuk bisa lebih welas asih pada semua makhluk.

Bukan artinya orang yang tidak percaya tidak berwelas asih.

Di Kesadaran sekarang,inilah yang paling cocok bagi saya dan mungkin juga suatu hari berubah.

Ketika membayangkan, sangat bersyukur sekarang saya lahir menjadi manusia dan mungkin juga pernah atau suatu saat saya menjadi kerbau, ayam, babi atau kecoak.

Dan mungkin juga anjing kita adalah kekasih kita dimasa lampau.

Saya tidak tertarik mencari kebenarannya, namun yang pasti saat saya memilih untuk percaya saya melihat dari mata yang berbeda.

Mereka sama seperti kita, punya perasaan, rasa senang dan sakit dan suatu hari bila saya meninggal dan terlahir menjadi hewan tentu saya ingin diperlakukan dengan baik.
Sebaliknya Bila kita ogah disakiti maka dengan langsung kita sepakat untuk tidak menyakiti makhluk lain.

Seperti yang diungkap oleh pemimpin spiritual bangsa Tibet, His Holliness Dalai Lama "Jika kita tidak mampu menolong yang lain, paling tidak jangan menyakiti"