Harus Percaya Satu Saja
"Kamu harus percaya sama satu aja Bin, ngga bisa semua-semua kamu percayai." Tegas seorang sahabat.
Saya percaya pada istri saya, saya juga percaya pada Ibu saya, sama Guru Meditasi apalagi dan kalau mau diteruskan banyak banget.
Bahkan yang saya belum ketemu sekalipun seperti Pak Presiden Jokowi dan wakilnya serta Ahok juga saya percaya.
Masa sama mereka yang manusia biasa saja saya bisa meletakkan kepercayaan saya, sementara pada mereka yang diutus pencipta, yang disebut nabi atau disebut Avatara saya hanya boleh percaya satu aja.
Apakah ada dari perkataan mereka yang kasar?
Apakah engkau mengetahui perbuatan jahat mereka?
Adakah saran dan himbauan mereka yang merugikan kita?
Kalau tidak, mengapa saya tidak boleh mempercayainya?
"Tapi kan hanya ada satu yang benar?"
Setuju, hanya ada satu kebenaran.
Sadarilah bahwa kebenaran dan jalan kebenaran adalah dua hal yang berbeda.
Seperti puncak dan jalan ke puncak.
Puncaknya ada satu namun jalan ke puncak tidaklah satu.
Kita yang masih di tahap merangkak ini perlu bimbingan, dan para suci turun dari puncak yang sama menuju arah berbeda ke tempat kita berada.
Karena kita semua berbeda, Mereka menuntun kita dengan cara yang berbeda juga, melewati jalan yang berbeda pula.
Jika kau mengikuti seseorang dan percaya penuh dengan yang kau ikuti tentu adalah hal yang baik.
Namanya juga masih belajar membaca peta, sah sah saja mengklaim jalankulah yang termulus atau tercepat.
Mengatakan bahwa jalan kelompok kamilah satu-satunya jalan yang benar dan yang lain salah juga boleh dengan syarat dirimu sudah sampai ke puncak dan tak menemui seorangpun dari kelompok selain kelompokmu.
Mirip seperti tingkah anak yang baru belajar beladiri, baru beberapa gerakan dikuasainya tingkahnya seperti naga yang mencaplok siapapun yang mencoleknya, Merasa bahwa ilmu dari gurunya lah yg paling hebat mau tidak mau akan luntur seiring seringnya ia berinteraksi dengan pembelajar lainnya.
Dan diakhir perjalanan semua Guru akan berucap hal yang sama, bahwa semua ilmu yang kau kuasai bukan untuk menaklukkan siapapun kecuali dirimu sendiri.
Tidak ada puncak diluar, tempat itu ada didalam, bukan pula ditempat yang tinggi, harta tak ternilai itu ada ditempat yang sangat rendah, untuknya perlu kita terus dan terus menggali ke dalam.
Menjadi lebih halus, lebih murni, dengan meninggalkan semua ego termasuk ego kelompokmu yang dahulu kau genggam dan kau puja-puja.