Satu hal lagi yang sangat penting yang terlewatkan di artikel kemarin tentang mengapa kita makan banyak adalah:

Bahwa kita makan banyak, berkalori tinggi, atau bergula tinggi karena orangtua kita tidak suka mendengar kita menangis atau masyarakat sekitar tidak sanggup melihat kita sedih.

Sudah umum di budaya dunia ini, ketika seorang anak terjatuh dan menangis tak henti-henti, ortu membelikan sesuatu yang manis untuk membungkam tangisan anak.
Ketika ada anak remaja yang sedih, diajaklah untuk makan ice cream atau coklat atau makan yg penuh karbohidrat.

Memang karbo dan turunannya termasuk gula memicu beberapa hormon di otak yang membuat seseorang nyaman, namun sifatnya hanyalah sementara.
Seseorang mungkin sekali akan berhenti tangisannya atau seorang remaja akan lupa pada kejadian itu untuk sementara.

Karena kejadian ini berulang maka terbentuklah jalinan pola dalam otak seseorang, pola itu membentuk program "Kalau ada masalah makanlah yang banyak dan kamu akan merasa nyaman" (seolah-olah masalahnya selesai).

Ini yang membuat mengapa para ahli kesehatan menngatakan bahwa sebagian besar penyakit akibat psikologis, dan bila seseorang hanya merubah pola makan tanpa pola pikir yang telah tertanam maka akan sulit untuk orang tersebut sembuh.

Sekarang saya akan membahas tentang Kanker, tumor dan sejenisnya seperti janji saya kemarin.

Sebelumnya Harap diingat. Tulisan dibawah ini bukanlah rekomendasi, saya bukanlah dokter yang mempunyai wewnang secara hukum untuk menyarankan atau tidaknya.

Kita mulai.

Mendiang Stephen Covey, Guru liar bias penulis mega Best Seller 7 Habbit mengatakan, "The way we see problem is the problem" - Cara kita melihat masalah, itulah masalahnya.

Ada sebuah istilah doctor as gardener and doctor as mechanic, dokter sebagai tukang kebun dan dokter sebagai mekanik.

Di timur penyembuh dipandang sebagai tukang kebun, bila ada tanaman yang sakit maka pendekatannya adalah merawatnya, sementara di barat karena pandangan mekanik yang melekat ketika ada yang tidak beres maka solusinya adalah potong, buang dan ganti.

Walaupun saat ini pandangan barat telah banyak bergeser namun coba lihat masih banyaknya bagaimana para penyembuh yang diakui ini memperlakukan tubuh bila sedang sakit,

Saat ini banyak orang memandang virus dan bakteri adalah sesuatu yang jahat dan harus dienyahkan.
Kita memeranginya dengan antibiotik, antiseptik dan segala macam kimia yang telah sukses memperkaya pemilik pabrik farmasi, namun Pertanyan besarnya, setelah perang yang tak pernah berhenti ini kita lakukan , apakah virus dan bakterinya menjadi lebih lemah atau lebih kuat?
Kita semua sudah tahu jawabannya.

Belasan kali dokter menyarankan amandel saya untuk dipotong sewaktu saya kecil karena dipikir itulah masalah dan penyebab utamanya dari sakit tenggorokan saya.
hari ini saya sangat bersyukur karena operasai tersebut tidak pernah terjadi.

Dibanding teman sekitar dan keluarga besar sekarang saya termasuk yang paling jarang terkena sakit disekitar tenggorokan saya.

Kanker dan tumor adalah sel yang jenius, itulah cara saya memandang mereka.
Saya sama sekali tidak melihat mereka adalah sesuatu species yang jahat.

Sel kanker adalah sel kita juga yang telah bermutasi dengan sangat luar biasa sehingga mereka bisa tumbuh lebih cepat daripada sel yang lain.

Siapa yang membuatnya menjadi jenius begitu, tentu kita sendiri.
Ketika kita memberi label mereka jahat dan diperangi maka itu sama seperti kita memerangi atau menghukum anak kita yang sedang aktif.

Anak aktif sering kita label dengan sebutan "Anak nakal", "Anak pemberontak".

Siapa yang membuat si anak aktif, apakah ia tumbuh membawa genetik dari orang luar? apakah dia mendapatkan sesuatu diluar lingkungannya?
Tentu tidak.
Semua itu terjadi karena lingkungan, apa yang ia konsumsi dan juga sedikit faktor genetik yang ada.

Kita semua memiliki sel Kanker, sel yang aktif yang akan menjadi hiperaktif bila sebuah keadaan yang medukungnya terjadi terus menerus.

Seperti seseorang anak yang menjadi "nakal" karena banyaknya konsumsi zat yang membuat ia menjadi aktif (Gula, MSG dan sejenisnya) dan tidak banyaknya cinta yang membuat ia tenang begitupula dengan Kanker.

Dr Otto Heinrich Warbug, peraih penghargaan Nobel tahun 1931 pernah mengatakan bahwa semua jenis kanker mempunyai 2 kondisi dasar yaitu Acidosis (tubuh yang asam) dan Hypoxia (kekurangan oksigen)

Gula, kopi, teh, semua protein hewani (susu,telur, daging) juga makanan yang diproses adalah makanan yang membuat tubuh menjadi asam sementara stres, selain membuat tubuh menjadi asam, dikala stres manusia cenderung untuk bernafas pendek dan tidak teratur yang akhirnya menyebabkan kurangnya oksigen dalam tubuh.

Yang selalu saya sarankan pada siapapun yang bertanya menenai bagaimana menyembuhkan Kanker, tumor dan sejenisnya adalah sama seperti setiap orangtua yang bertanya bagaimana mengatasi anaknya yang "nakal"

  1. Rubahlah cara memandang, jangan memandang dan memberi label "anak nakal" begitupula jangan memandang kanker adalah jahat.
    Mulailah dengan bertanggungjawab bahwa ada banyak peran diri ini yang membuat mereka menjadi "nakal/jenius" seperti ini.

  2. Kurangi asupan yang membuat meneka menjadi aktif. Yang saya sarankan adalah menghilangkan semua panganan yang membuat tubuh menjadi asam (seperti yg tertulis diatas) dari daftar diet.
    Dan gantilah dengan sayur dan buah yang tidak banyak diproses (dimasak, diawetkan, dll)
    Dan sering-seringlah berpuasa, mengapa? logika saya sangat sederhana.
    Sel kanker karena percepatan pertumbuhannya maka ia lebih memerlukan makanan daripada sel normal, jika seseorang puasa maka yang sel normal lebih bisa bertahan daripada sel kanker yang "rakus" tersebut.

  3. Sayangi diri, beri perhatian pada semua anggota tubuh terutama pada anggota/organ tubuh yang mempunyai sel kanker.

Dokter yang saya kagumi, Bernie Siegel MD, dalam buku yang menjadi salad satu favourite saya 'Love Medicine and Miracle' menulis "All disease is ultimately related to a lack of love".
Pada akhirnya semua penyakit berhubungan dengan kurangnya cinta

Satu lagi manfaat puasa yang luar biasa.