SUMPAH, JANGAN NAIK MASKAPAI INI!!!
Seorang sahabat bercerita kalau anaknya menulis sumpah di grup WA keluarga bahwa ia tidak akan mau naik maskapai penerbangan yang membuat ia kecewa beberapa waktu lalu.
Ia bahkan meminta sumpahnya untuk diikuti seluruh anggota keluarga atau dijadikan peraturan keluarga,
Mungkin bukan penerbangan, namun dalam hal lain mungkin sekali kita pernah melakukan sumpah sejenis itu terhadap seseorang, kelompok, perusahaan atau pemerintah yang sedang berkuasa.

Kita melakukan itu sebagai reaksi dari kemarahan atau kekecewaan kita, dan seperti yang sering terjadi bahwa ketika hati kita terluka, kita cenderung ingin membuat luka pada orang yang kita anggap membuat penderitaan dalam bathin kita.
Pikiran kita terbajak oleh kemarahan yang kita bawa kemana-mana, kita menyebarkan api panas ke sahabat atau ke media sosial.
Berbulan bahkan bertahun setelah kejadian itu, api kemarahan itu masih meletup tatkala logo perusahaan atau orang yang kita benci terlihat.
Perlu kita sadari bahwa api yang membara itu ada di dalam, kalau ada yang rugi, maka seseorang yang memendam dan menyebar kebencianlah yang paling merugi.
Jika mendapati teman atau saudaramu sedang membenci seseorang, atau mereka yang setiap hari terlibat dengan prilaku yang mengkritik kelompok tertentu, sadarilah bahwa ia sedang menderita, pasti banyak kekecewaan di dalam hatinya.
Mendukung dia dengan cara bersama-sama membenci kelompok yang ia benci bukanlah bantuan yang meringankan.
Sebaliknya, membenci ia yang sedang membenci membuat ia semakin menjadi dan membuat kita menderita.
Sadari, sadari , sadari saja bahwa ia sedang menderita, syukur-syukur kita bisa mengirim energi berupa doa yang tulus padanya.
Ratusan kali saya menumpang penerbangan yang di benci anak sahabat saya dan menariknya baru satu atau dua kali mengalami keterlambatan yang berarti, sebaliknya saya pernah terlambat sampai ke airport karena kemacetan yang luar biasa di Jakarta, saya pun sudah merelakan tiket hangus, namun petugas chek in bermurah hati mengubah tiket saya ke jadwal penerbangan selanjutnya.
Dan, saat ini saya sedang di bandara menunggu keterlambatan penerbangan, bukan dari maskapai yang di maksud diatas, melainkan maskapai terbaik di Indonesia.
Saya tidak memilih untuk marah, sebaliknya saya bersyukur, karenanya saya mempunyai waktu untuk menulis status ini.