"Itu apa Papa?"

Belum selesai saya menjelaskan bahwa tempat itu bernama musium, ia bertanya lagi sambil menunjuk tempat yang lain yang bertuliskan 'Restaurant', "itu apa ya Pa?".

Begitulah perjalanan kami sekeluarga di dalam mobil ketika melalui jalan yang tak biasa di lalui.

Saya tidak pernah berkunjung ke tempat yang saya jelaskan itu, bahkan dari luar saya lebih sering tidak bisa menebak tempat itu untuk apa, namun karena adanya petunjuk dan saya bisa membacanya maka saya bisa menjelaskan pada Rigpa.

Petunjuk atau Pertanda adalah esensial dalam kehidupan ini, sayangnya tidak banyak waktu yang kita limpahkan untuk belajar mengenali pertanda.

Kita yang dewasa pasti sudah hafal membaca abjad, rambu lalu-lintas atau mengenali awan hitam yang menggendong air, namun semua itu adalah sedikit hal luar yang kita tahu, bagaimana dengan pertanda di dalam?

Tidak mungkin penyakit datang begitu saja, pasti ada sesuatu tanda yang mendahuluinya, begitupula dengan kemarahan tidak mungkin meledak tanpa di dahului penumpukan emosi sebelumnya.

Sebagaimana gunung yang akan meletus memberi tanda, dan hanya mereka yang mengenali dan mengerti melakukan tindakan, begitupula apapun yang terjadi dalam diri kita, semuanya diawali pertanda agar kita menjadi siap.

Sekali lagi sayangnya, kita tidak banyak belajar tentang hal penting ini, dari kecil kita telah banyak belajar dan terbiasa untuk mengalihkan atau membenamkan perasaan yang muncul, atau menyalahkan pihak lain, di sekolah kita disibukkan oleh belasan mata pelajaran belum lagi tuntutan untuk mendapat nilai tinggi yang dipercaya akan membawa kita dalam pengumpulan gelar dan pundi-pundi.

Padahal ketika masalah menyergap diri, sering kita berdoa pada Pencipta agar di beri tuntunan berupa petunjuk jalan keluar.

Perlu kita menyadari bahwa satu-satunya jalan keluar adalah jalan yang menghadap ke dalam.

Sebelum masalah apapun hadir, bukan hanya pertanda saja,namun disandingkan pula jawabannya oleh alam ini.

Mengetahui pertanda dalam kehidupan agar kita bisa menghindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan adalah sesuatu yang kecil.

Semua pertanda dihadirkan adalah sebagai latihan agar kita menyiapkan diri untuk menerima apapun yang akan terjadi dengan ikhlas.

Dan tatkala keikhlasan menjadi prioritas dalam hati ini, secara langsung kehidupan juga akan meletakan kebahagiaan dalam porsi yang tak terhingga.