Palu Arit
Pernah ada masa salah satu lambang ini menjadi momok besar bagi penduduk nusantara.
Walaupun sudah hampir setengah abad berlalu, tempelan di benak bahwa komunis tidak bertuhan, tidak beradab, atau rakyat yang terkekang masih kuat melekat.
Melewati 16 malam di Di Vietnam menjadikan saya semakin yakin apa yang saya percayai selama ini.
Kuil dan vihara bertebaran, saya melihat gereja katholik di Hanoi dan Sa Pa yang sangat megah dan menjadi pusat keramaian dan wisata, sementara di suatu siang di Ho Chi Minh City yg sebelumnya terkenal dengan nama Saigon, kami melihat sahabat Muslim pulang dari sholat Jumatnya.
Kota-kota cukup modern dan jauh dari kondisi angker, penjual HP bertebaran, internet rasanya lebih cepat dari Indonesia.
Kesan 'Militer' sama sekali tak ada, bahkan polisi pun jarang banget terlihat, namun kepatuhan para pengemudi patut diacungi jempol, terutama pada batas kecepatan di dalam kota maks 40 km/jam dan di luar kota 80km/jam.
"Wah kamu punya teman banyak ya?" Tanya saya setelah melihat berkali-kali pengemudi mobil yang kita tumpangi melambaikan tangannya dadah-dadah pada pengemudi lain yang berlawanan arah.
Oh ternyata itu untuk memberi kode pada pengemudi lain bahwa tidak ada polisi atau pemeriksaan sepanjang jalan yang dilewatinya.
Hmm kepatuhan dan ketakutan memang beda tipis :).
Kesan lain adalah mereka adalah pekerja keras, terutama para lansia yang dengan postur badan mini bekerja pagi hingga malam, mungkin asahan dari masa perang.
Makanan super murah, nasi dan tahunya juara kelas, sayang mereka belum mengenal tempe yang berprotein lebih dari daging.
Biaya hidup jauh dibawah dibanding kota besar Indonesia walaupun harga bensinnya mendekati 1usd /liternya.
Hotel juga murah namun pelayanannya jangan tanya, walaupun hotel backpacker tapi servicenya bintang lima.
Saya sangat terkesan pada yang satu ini.
Cafe jual kopi dimana-mana sampai2 starbuck dan kawan2nya tak punya nyali untuk mencengkram negri ini.
Panggilan boarding sudah terdengar, pertanda tulisan ini harus berakhir.
Terimakasih Vietnam, banyak belajar darimu.