NETRAL ITU EKSTRIM.
Di Yoga Gembira Festival 2016
Setelah saya menjelaskan konsep dari The Wisdom Shop yang mendahulukan wisdom daripada shopnya, Misalnya bila ada yang pesan online langsung kami kirim tanpa mengecek transferan.
Kalau ada yang mau bayarnya nanti-nanti juga tdak apa-apa dan tidak akan ditagih.
Harga eceran yang ditawarkan harus lebih murah daripada langsung beli ditempatnya.
Kami membuka sumber darimana kami mendapatkan produk tersebut.
Saya melanjutkan dengan menjelaskan bahwa tujuan utama the wisdom shop adalah mempromosikan cara hidup yang natural, tanpa kimia seperti sabun, shampoo atau pasta, dan digantikan dengan air saja.
Semua produk yang kami tawarkan hanya sebagai jembatan dari yang sebelumnya menggunakan produk kimia menjadi hanya menggunakan air.
"Mas, sampeyan kok terlalu ekstrim?" kata seorang panitia yang mendengarkan uraian saya saat itu.
"Bukan kebetulan bahwa kata natural berdekatan dengan kata netral" jawab saya.
Gaya hidup manusia saat ini sudah sampai ke titik yang cukup ekstrim, sehingga natural yang netral terlihat sangat ekstrim.
Bayangkan kalau jaman dahulu hanya ada satu jenis sabun, maka sekarang paling tidak ada 4 jenis, yaitu sabun badan, sabun muka, sabun tangan dan sabun untuk daerah 'vital'.
Untuk rambut, shampoo saja sudah ketinggalan jaman, harus tambah conditioner, tonik, serum, vitamin dan lainnya.
Dan untuk mulut, pasta gigi, benang, cairan untuk kumur, semprotan pengharum nafas dan sejenisnya.
Belum lagi parfum untuk tubuh, ruangan, mobil yang cairannya perlu diganti setiap tiga bulan, menariknya tidak ada seorangpun yang mau meminum melalui mulut cairan pengharum mobil, namun setiap penumpang rela meminumnya via hidung.
Jutaan bahkan puluhan juta rupiah kita keluarkan agar kita menjadi sama dengan sekitar, kita bahkan tidak pernah bertanya, mengapa kita perlu menggunakan itu semua sementara makhluk lain tidak ada satupun yang memakainya.
Atas nama kepraktisan kita menguapkan ramuan alami yang telah diracik oleh nenek moyang kita, dan atas nama 'Kebersihan' kita meninggalkan racun dan sampah pada anak dan cucu kita.
Kita perlu segera meng unlearn dan meletakkan definisi baru dari kalimat Nabi Muhammad, "Kebersihan adalah sebagian dari iman".
Apakah ketika diri merasa 'Bersih' namun tubuh teracuni dan tanah menjadi tercemar bisa dikatakan sebagai iman?
Something to think about