Motivasi Spiritual
Ngetopnya setelah film 'The secret' rasanya, dimana kesadaran baru bertumbuh di masyarakat bahwa untuk mendapatkan sesuatu kita perlu berusaha dan melepaskan hasilnya.
Sebelumnya untuk menggapai impian kita perlu mengenggam bayangannya dengan erat, mengejar dengan berusaha sekuat tenaga dan selalu gunakan rumus "Coba lagi dan coba lagi" kalau gagal.
Paling tidak itu adalah dua tingkat kesadaran yang saya pernah lalui dan bagikan ketika diundang berbagi ke banyak tempat.
Berbagi penelitian terakhir memang semakin menguatkan bahwa dalam pencapaian keinginan, prosentase lebih besar diperoleh seseorang yang melepaskan hasil daripada mengenggamnya.
Namun entah program apa yang ada dalam, diri ini seringkali merasa belum sreg, ada yg kurang pas atau bukan jenis 'Keikhlasan' ini yang pas dengan kesadaran di dalam.
Walau kedua metode diatas mempunyai cara berbeda, jalan berbeda,kesadarannya juga mungkin berbeda namun tujuannya tetap sama, yaitu menggenapi keinginan.
"Ayo kamu perlu lebih ikhlas lagi, kalau ikhlas biasanya malah lebih dapat"
"Dilepas saja, nanti kan datang sendiri",
Begitulah kurang lebih kata-katanya.
Terkadang saya juga mengucapakan walau setelahnya harus "Bertengkar" dengan suara lain di dalam.
Kalimat yang terdengar seperti motivasi spiritual diatas ini seolah mirip dengan melepas kepala dan mengikat buntut.
Ikhlas tapi juga berharap besar.
Keikhlasan versi saat ini adalah kesadaran yang sama sekali tidak memperdulikan hasil.
Mendapatkan tidak lebih baik daripada tidak mendapatkan dan tidak mendapatkan bukan lebih jelek daripada mendapatkan.
Mendapat atau kehilangan mempunyai rasa yang serupa.
Sakit sehat, susah senang, sama-sama syukur, sama-sama senyum.
Memeluk kedua sisi hitam dan putih dan disaat yang sama juga tidak memihak keduanya.
Equanimity bahasa inggrisnya, yang positif tidak digenggam dan yang negatif tidak ditendang
Suara di dalam yang bergaung tetang keikhlasan ini sangatlah 'Menganggu' ego yang bersemayam di diri ini, namun ku biarkan kegelisahan ini sebagai bel yang selalu mengingatkan tujuan hidupku, yaitu beserah untuk tidak menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa.