Mengerti dan Memahami
Salah satu hal yang paling besar menguras energi kita, membuat kita lelah, membikin diri capek adalah keinginan kita untuk mengubah orang atau keadaan.
Kita menggunakan kekuatan kita untuk mengubah pasangan, mengatur anak, mengontrol bawahan dan sebagainya.
Kita ingin semua berjalan sesuai dengan kehendak kita.
Mungkin sekali niat baik mendasari perbuatan tersebut, namun peradaban telah membuktikan bahwa pemaksaan adalah perbuatan yang bukan hanya sia-sia tapi juga menimbulkan efek yang berkebalikan dari apa yang diharapkan.
Manusia telah diberi perangkat yang ultra canggih di dalam dirinya, sayang sekali kemampuan memahami dan mengerti tergeletak begitu saja digudang alam pikir kita.
Jarang ditemukan manusia yang mau menahan diri sedikit untuk mengerti apa yang membuat Ia melakukan kekerasan seksual pada anak?
Ada apa di benak koruptor sehingga ia merasa selalu kekurangan?
Atau program apa yang tertanam di sahabat-sahabat FPI sehingga membenci Yahudi?
Kita lebih senang menggunakan otak reptil kita dengan memberi batasan tegas antara kawan dan lawan, saya benar kamu salah, ini yang seharusnya itu yang tidak boleh.
Memang terlihat aneh dan tidak masuk akal ketika kita diminta untuk tidak menyalahkan sebuah perbuatan yang "Jelas-jelas adalah salah"
,
"Salah" terjadi karena ketidakmampuan kita untuk mengerti dan memahami.
Disaat kita mampu mengerti dan memahami maka yang tak masuk akal akan menembus menjadi masuk akal.
Memahami bukan membuatnya menjadi benar apalagi melakukan pembenaran, memahami adalah memahami, tidak menyalahkan dan tidak membenarkan, memahami adalah melewati benar dan salah.
Seperti seorang anak yang lebih memilih permen daripada permata yang disodorkan.
Apakah kita akan mengatakan bahwa anak itu salah?
tentu tidak bukan,
Mengapa kita tidak menyalahkan dia?
karena kita mengerti dan memahaminya.
Melihat berita, mendengar cerita akhir-akhir ini, mungkin kita harus merubah peta demografi dan geologi dunia dengan menempatkan daerah yang paling miskin di dunia ini bukan lagi di afrika dan paling kering di gurun di timur tengah namun ada di dalam hati kita.
Miskinnya pemahaman dan keringnya pengertian dalam hati ini sudah dalam tahap yang sangat akut.
Pada kondisi seperti ini bangaimana kita bisa berharap bunga cinta akan tumbuh subur di lahan hati ini?
Mengerti dan memahami adalah ibarat air dan pupuk, memang kita tidak bisa berharap bahwa benih Cinta pasti akan tumbuh namun inilah cara terbaik yang bisa kita lakukan.
Berusaha mengerti dan memahami orang lain bagaikan celah untuk masuk dan memahami diri sendiri, dan tatkala kita mampu memahami diri sendiri (mikrokosmos) kita akan dituntun pada pengertian dan pemahaman tentang semesta (Makrokosmos).
Dan dengan mengerti dan memahami Alam beserta segala tariannya, keikhlasan akan menggenangi hati ini.
Pada tingkat pencapaian ini tidak ada yang ditolak, tidak ada yang didebat , tidak pula ada yang disalahkan, segalahnya bertumbuh, semuanya mengalir dalam keselarasan yang sempurna.