MENGAPA KITA TIDAK BISA SEPERTI MEREKA?
Dalam satu wadah mereka bercampur dengan warna, khasiat, dan kelezatannya masing-masing.
Mereka tidak memisahkan dirinya dengan yang berbeda, bersentuhan tidak membandingkan, tidak berkompetisi, mereka sadar akan keunikan dan keindahan dirinya.
Dalam kebun dan musim yang sama mereka berbuah bersama, memberikan yang terbaik bagi alam sebagai wujud terima kasihnya.
Mengapa kita tidak bisa seperti mereka?
"Itu kan benda mati pak, jadi mau diapain saja ya menurut" kata seorang peserta pelatihan.
Ya mereka memang benda mati, dan sudah selayaknya yang hidup lebih baik lagi.
Apakah kita lahir dengan membawa kebencian terhadap sebuah kaum?
Apakah sewaktu lahir kita sudah memiliki konsep "Saya yang paling benar dan kelompok lain salah"?.
Dan yang paling mendasar, lebih bahagia mana orang dewasa atau anak kecil?
Hati anak yang murni itu telah teracuni, dan ironisnya kita bangga akan racun itu.
Kita memisahkan diri dengan sesama ciptaan bukan bergandengan dan saling melayani.
Kita mengamini bahwa semua berasal dariNya, namun berdoa agar kelompok lain hancur.
Kita tidak lagi meminta hidayah untuk dapat memeluk semua perbedaan, melihat semua ciptaan sebagai saudara sekandung, melainkan dengan semangat menyalahkan
kita berdoa agar orang lain insaf, yang artinya ikut ke Jalan yang kupilih.
Sudah cukup teman, saatnya kita berlatih menyelam lebih dalam, meninggalkan keriuhan riak di permukaan.
Kita terlalu sibuk meributkan kosmetik, menghabiskan waktu mendebatkan kemasan dan melupakan menengok semua hal utama didalam.
Belahlah dua orang, bisakah kita membedakan darah orang Amerika dan darah orang Afrika?.
Mampukah kita memastikan mana jantung orang Kristen atau mana yang Hindu?.
Tidak cukupkah contoh kerjasama sempurna yang dilakukan ribuan organ yang berbeda dalam tubuh kita?
Buah yang berbeda-beda itu sudah terbelah lebih kecil lagi oleh gigiku, bahkan sudah bercampur dengan air liur sehingga mudah ditelan dan dicerna menjadi satu, seperti hidupku yang membawa gadget buatan China, Internet dari Eropa, website milik seorang Yahudi, pakaianku katun dari India, kopiku Kintamani, sarapan buahku dari Jawa dan laguku "Under the Same Sun" dari Jerman.
Do you ever ask yourself
Is there a Heaven in the sky
Why can't we stop the fight
'Cause we all live under the same sun
We all walk under the same moon
Then why, why can't we live as one