Jane Goodall
Minggu kedua bulan Juni ini ada 2 jadwal berbagi di Batam dan Bandung yang dibatalkan dan diundur.
Sama sekali tidak ada kekecewaan yang mampir di hati ini, saya percaya bahwa hal yang terbaik adalah yang akan terjadi, dengan kata lain apapun yang terjadi adalah yang terbaik.
Beberapa bulan yang lalu ketika berjalan-jalan di dunia maya, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah acara tentang lingkungan dan kelestarian alam yang di Green School Bali dan dihadiri seseorang yang saya sangat kagumi, seorang ahli Primata benama Dr. Jane Goodall.
Entah sudah belasan atau puluan tahun lalu, lewat televisi atau sebuah artikel, saya sudah lupa kapan dan dimana saya mengetahuinya, namun cerita tentang wanita Inggris yang hidup bertahun-tahun di hutan Tanzania , mempelajari kehidupan Sinpanse ini melekat kuat dalam memori ini.
Saya ingin menemuinya, namun melihat jadwal yang telah ada, saya melepaskan keinginan tersebut, sampai beberapa hari lalu saya tersadar bahwa minggu sore ini adalah waktu sang idola berbagi pengalaman dan cerita.
Terus terang saya tidak perduli tentang apa yang akan disampaikan, Bagi saya bertemu dan bertatap langsung dengan orang-orang bijaksana yang memberikan sumbangsih besar pada makhluk di alam ini adalah berkah yang tak terkira.
Teringat saya pada perjumpaan kami (saya dan Istri) dengan Yang Mulia Dalai Lama beberapa tahun lalu di India, karena keterbatasan kemampuan kami menangkap bahasa inggris dengan dialek Tibet, kami hampir tidak mengerti apa yang disampaikan, hal yang sama pula terjadi, sewaktu mendengarkan ceramah-ceramah Master Zen Thich Nhat Hanh yang berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, tidak jelas apa yang disampaikan, namun moment-moment tersebut bagi kami adalah titik-titk waktu yang sangat penting dalam pengalaman hidup ini.
Melihat langsung atau hadir di ruangan yang sama dengan manusia-manusia istimewa bagaikan mendapatkan limpahan energi, yang seringkali menenggelamkan kata-kata yang terucap.
Ada yang nyeletuk "Bagaimana kalau jadwal saya tidak dibatalkan, kan tidak bisa bertemu dengan orang hebat ini?"
"Ya tidak apa-apa, artinya saya belum siap menerima kehadiran Guru tersebut"
.
'Ketika murid siap Guru datang', ini yang saya yakini.
Berpuluh tahun lalu tingkat kesiapan diri ini yang menghubungkan saya dengan artikel atau video tentang wanita hebat tersebut, dan bila sore ini tingkat kesiapan saya sampai di level tertentu yang mana mampu membuat Guru itu hadir maka itu akan terjadi, namun bila sesuatu terjadi, yang mengakibatkan saya tidak bisa menemuinya, maka tidak ada yang bisa disalahkan, hal itu terjadi karena ketidaksiapan murid.
Sama halnya 5 orang membaca artikel yang sama dan mendapatkan pemahaman yang berbeda-beda, tingkat pemahaman didapatkan bukan karena artikelnya namun karena kesiapan kita memahami artikel tersebut.
Pernahkah Anda membaca buku yang sama setelah beberapa bulan atau tahun kemudian?,
Apakah Anda merasakan ada tambahan pemahaman dan pelajaran setelah membaca yang kedua atau ketika kalinya?,
Jika Anda menjawab "Ya" dan Anda meyakini hal ini, maka tidak perlu kita mencari dengan mengejar, apalagi dengan tambahan kata "Harus dapat".
Semua rejeki atau apa yang kita butuhkan sudah tersedia dan hanya akan segera menjemput kita dikala kita sudah siap menerimanya.