Halong Bay
Good morning sahabat.
Melewati gugusan bongkahan batu di Halong Bay tak terhitung kami menarik nafas dan menahannya karena sosok keindahan yang berlalu-lalang.
Disela perjalanan sempat mata ini memandang sang nakoda yang berwajah datar, nelayan yang terfokus pada jala dan hasil tangkapannya, tour guide yang sibuk juga orang-orang lain yang bekerja disektarnya.
Mungkin mereka sudah ribuan kali memandang benda benda ini sehingga keindahan sudah luntur, seperti kita semua yang tak lagi menghargai bumi yang sering kita pijak atau orang yang sering kita temui.
Dalam perenungan ini kembali saya teringat sebuah cerita tentang keindahan.
Didorong rasa penasaran seorang nelayan menghampiri anak muda yang duduk dipantai dan bersandar pada pohon kelapa.
"Nak, terlihat kau sangat menikmati dudukmu, apa yang kau lihat?"
"Saya sedang memandang keindahan" jawab anak muda itu tanpa ingin menjelaskan lebih lanjut.
Lalu, Nelayan itu memandang kearah yang sama dengan anak muda itu dan melihat pantai matahari yang sedang tenggelam, awan dan perahu, ia tidak menemukan yang namanya keindahan.
Esoknya pada jam yang sama dan tempat yang sama ia duduk di tempat anak muda itu bersandar dan kembali memandang arah yang sana namun lagi-lagi ia menemukan matahari laut pasir dan perahu.
"Dimana keindahan itu?" Katanya,
Nelayan lupa bahwa keindahan bukanlah sesuatu, keindahan bukanlah benda tapi cara kita melihat, memandang.