Enema Kopi, saya telah mencobanya tiga kali.


Setelah penasaran belasan tahun, saya mendengarnya di sebuah pelatihan kesehatan holistik dan pada saat itu bukan alis saya saja, melainkan hampir semua peserta alisnya mengkerut tidak percaya bahwa seduhan kopi yang biasanya diseruput lewat mulut, harus blusukan melalui lubang pembuangan belakang lewat selang infus.



Api penasaran yang lama mendekam kembali berkobar ketika beberapa tahun lalu membaca buku fenomenal Miracle of Enzim.

Sang penulis Dr Hiromi Shinya, menjelaskan sedikit tentang Enema Kopi ini, namun saya masih berpikiran bahwa terapi ini harus dilakukan oleh profesional, dan setahu saya waktu itu tempat yang paling dekat ada di Singapore, tepatnya di RS mount Elisabeth. 



Setahun yang lalu saya mendengar ada yang menjual peralatan serta kopi nya di online shop, saya langsung mencari dan terkejut ternyata harganya murah sekali, namun tidak saya langsung membeli, karena saya berasumsi bahwa untuk melakukan terapi ini saya memerlukan waktu kosong berhari-hari, mirip dengan kalau kita ingin membersihkan usus dengan garam inggris (epsom salt).



Semua penundaan ini adalah ulah pikiran saya yang kalau dicari sebabnya adalah karena saya tidak merasa pas dengan memasukan selang yang dalamnya 12 cm.



Dan seperti yang selalu terjadi, bahwa yang paling berat adalah memikirkan yang belum dijalani, ketika sudah melakukan Enema Kopi, saya mendapat perasaan lega sekali dan sekaligus menyesal, kenapa tidak dari dulu saya mencobanya.



Hal lain yang kuat mendorong saya melakukan Enema Kopi adalah karena beberapa kali saya mendapati diri saya sedih dan cukup frustasi dengan keadaan sekitar.


Sering saya dicurhati sekaligus dimintai nasehat juga melakukan tindakan terapi oleh teman yang sedang menderita kanker atau sahabat yang keluarganya sedang sakit.


Bermacam-macam saran saya berikan, secara natural tentunya yang intinya adalah merubah pola makan dan geraknya, namun hampir-hampir tidak ada yang berdaya melakukannya.


Kita sudah sedemikian parahnya tergantung dengan hal yang instan dan praktis, semua ingin diberikan sebuah resep cespleng yang kalaupun ada hal itu akan berimplikasi pada bagian tubuh yang lain.



Enema kopi bukan cara instan, namun bagi yang masih belum bisa meninggalkan pola makan yang sudah menjadi tradisi selama puluhan tahun, maka ini merupakan sebuah alternatif untuk membersihkan sekaligus meringankan kerja dari usus.



Posting mengenai Enema Kopi masih akan berlanjut, nantikan cerita selanjutnya.


Salam bahagia.