Saya bisa maklum dan mengerti bila banyak orang yang saya temui di Indonesia yang belum tahu penyebab dari perubahan iklim yang sangat ekstrim di dunia saat ini.

Saya mungkin akan bertanya-tanya blla saya menemui orang dari negara maju yang lebih perduli pada lingkungan dan juga belum tahu hal ini.

Namun saya tidak habis pikir ketika semalam dalam film dokumenter Cowspirasy terlihat begitu banyak orang yang memimpin instansi, organisasi atau institusi yang berhubungan dengan lingkungan tidak mengetahui penyebab dari penggundulan hutan, berkurangnya air bersih, peningkatan suhu bumi atau kelaparan yang melanda dunia,
apakah mereka benar-benar tidak tahu atau tidak mau mengungkap fakta yang ada - Wallahu a’lam.

Dalam laporan yang berjudul Livestock's long shadow yang diterbitkan resmi oleh badan PBB yang mengurusi pangan, FAO (Food and Agriculture Organization), mengatakan bahwa penyebab terbesar dari perubahan iklim di dunia adalah industri perternakan.

Karena industri perternakan adalah industri yang paling boros menggunakan energi serta paling banyak mengeluarkan gas emisi karbon.

Bahkan jumlahnya hampir 1,5 kali lipat lebih banyak dari jumlah emisi karbon yang dikeluarkan oleh seluruh transportasi di dunia ini.

Lebih dari itu industri perternakan juga menghasilkan gas metan (CH4) yang 23 kali lebih keras dari CO2 yang berasal dari sistem pencenaan hewan dan juga Nitrogen Oksida (NO) yang 300 kali lebih gaas dri CO2.

Menariknya mengapa tidak banyak orang yang mengungkit fakta-fakta ini, tidak banyak ilmuwan kita yang menghubungkan dan menyebarkan hal ini, bahkan Al Gore di filmnya 'An Inconvenient Truth' yang membawa dia menjadi peraih nobel tidak menyinggung tentang perternakan sama sekali.

Tahukah kita, untuk memproduksi 1 kilo daging diperlukan 16 kilo biji-bijian, sehingga untuk memberi makan sapi yang jumlahnya saat ini sekitar 8 miliyard dan ayam ternak yang jumlahnya 12 milyard diperlukan lahan pertanian yang sangat luas.

Karenanya terjadilah penggundulan hutan besar-besaran terutaman di Amerika selatan untuk ditanami produk-produk GMO seperti jagung, kedelai dan lainnya.

Menurut catatan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), untuk memproduksi 1 Liter susu dibutuhkan 1000 Liter air dan membutuhkan (baca: memboroskan) 16.000 Liter air bersih (sekitar 100 tong minyak tanah) untuk menghasilkan 1 potong hamburger.

Belum lagi limbah yang dihasilkan dari industri perternakan yang mencemari bumi dan air, serta berbagai penyakit yang dihasilkan karena mengonsumsi daging yang bukan hanya mengandung kolestrol saja namun juga antibiotik dan hormon.

Hari ini kapasitas produksi pangan bumi sanggup untuk menghidupi 12-15 milyard manusia dengan sejahtera namun lihatlah apa yang terjadi?

Dengan populasi hanya 7 milyard saja begitu banyak manusia kelaparan.

Bumi sama sekali tidak kekurangan sumber pangan, namun perlu diketahui bahwa lebih dari 80% jagung, kedelai dan oats yang diproduksi oleh Amerika diberikan pada hewan ternak dan sisanya di ekspor ke negara ketiga seperti Indonesia.

Diperkirakan ada sekitar 40.000 anak dan orang dewasa meninggal setiap hari karena kelaparan dan kekurangan gizi, namun ini belum apa-apa dibandingkan jumlah kematian karena 'Kekenyangan' karena mengkonsumsi kalori dan kolestrol yang berlebih.

Sungguh sebuah ironi, di sebuah negara banyak penduduk mati karena kelaparan dan di negara lain juga mati karena kekenyangan.

Sempat saya curiga dan berpikir bahwa mungkin ini semua kerjaan hanya beberapa orang saja yang tidak makan daging, susu dan telur yang meniupkan isu ini agar manusia berpindah pola makan menjadi vegetarian atau vegan, buktinya masa hal yang sepenting ini tidak menarik perhatian media?.

Kita menyaksikan berbulan-bulan ulasan berita ditelevisi dan koran tetang jatuhnya sebuah pesawat yang menewaskan 200 orang namun mana berita mengenai penyebab terbesar perubahan iklim ini?

Pemanasan global, perubahan iklim adalah ancaman paling serius di muka bumi ini, kekuatannya ribuan kali bom atom atau nuklir yang paling besar sekalipun, mana gerakan masa yang menuntut kebijaksanaan pengurangan emisi?

Kalaupun ada berita dan iklan tentang bagaimana kita dapat berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon, saranya adalah gunakan kendaraan umum, matikan listrik jika tidak dipakai, gunakan air seperlunya dan sejenisnya.

Namun kecurigaan saya sirna ketika mengetahui bahwa yang mengeluarkan laporan adalah badan-badan PBB yang menaungi kurang lebih 200 negara, dan juga saran ketua IPCC (Intergovermental Panel of Climate Change) Rajendra Pacaury yang juga mendapatkan Nobel Lingkungan hidup bersama Al Gore namun tidak terekspos media.

Pachaury menyarankan 3 hal paling penting yang bisa kita lakukan bersama dalam menghadapi perubahan iklim.
1. Jangan makan daging,
2. Kendarai sepeda, dan
3. Jadilah konsumen yang hemat.

Rajendra Pachauri dalam sebuah konferensi pers di Paris, "Ini adalah sesuatu yang takut untuk diucapkan oleh IPCC beberapa waktu yang lalu, tetapi kini sudah saatnya kami harus mengatakannya".
"Kurangilah konsumsi daging, daging benar-benar komoditas penghasil karbon yang signifikan," katanya, menambahkan pernyataan sebelumnya bahwa konsumsi daging dalam jumlah besar juga buruk bagi kesehatan.

Sekarang pertanyaan besarnya maukah kita mengurangi kesenangan-kesenangan lidah kita?

Akankah kita mengambil tindakan nyata untuk bumi yang akan dihuni oleh anak dan cucu yang kita cintai?

Tentu hati Anda yang bisa menjawab ini semua.

Saya percaya bahwa banyak dari kita tidak mengambil tindakan karena belum mengetahuinya, untuk itu saya berniat dan akan mendedikasikan sebagian waktu, pikiran dan tenaga untuk menyebarkan hal ini dalam skala yang lebih luas.

Film Cowspiracy seolah memberi ide sekaligus mendorong saya untuk membuat film dokumenter sejenis, sekarang setelah niatan terlempar adalah waktunya menunggu alam berkonspirasi mewujudkannya.

Terimakasih untuk Max, Helga dan tim Burgreen yang memprakarsai acara nonton bareng serta memberi saya kesempatan hadir, semoga semangat kalian segera menular pada sahabat-sahabat yang lain.