Berharap Kembali
Lupakan konsep memberi/berbagi dan berharap untuk mendapatkan lebih.
Stop pikirkan masa depan sejenak, sadarilah bahwa saat ini kita bisa berbagi karena kita telah mendapatkan jutaan hal dengan Gratis.
Disamping itu uang kontan kebahagiaan langsung mengalir ke rekening bathin di detik kita berbagi, bukankah rasa itu yang kita ingin dapatkan?
Disaat pikiran melekat pada sesuatu "lebih" yang akan di peroleh di masa depan, kita kehilangan moment merasakan aliran kebahagiaan tersebut.
Alasan terbaik mengapa seseorang mencintai yang lain adalah Cinta itu sendiri, begitu pula dengan berbuat baik, alasan terbaik berbuat baik adalah tak lain karena itu adalah kebaikan.
Kebaikan, Kasih, Cinta, Welas Asih, adalah hal yang mulia. Dalam level pertumbuhan, tentu tidak salah engkau berharap imbalan, balasan, rejeki yang berlipat ganda pada sesuatu yang engkau berikan namun sadari juga munculnya ego keserakahan yang sering terselip halus pada tindakan muliamu tersebut.
Seorang Guru Spiritual bertahun lalu pernah bercerita tentang dialog antara Nabi Muhammad dengan seorang pengikutnya.
Konon cerita ini jarang disampaikan. Saya pun tidak membawa catatan, jadi sebelumnya saya mohon maaf bila ada kekurangan /kesalahan kata.
Di sebuah kesempatan seorang pengikut bertanya pada Nabi tentang kebaikan yang selalu dilakukan oleh Nabi pada semua orang, tidak terkecuali pada orang yang mencibir, menghujat, meludahi bahkan yang melempar batu, dan Nabi pun menjawab;
"Didalam kantongku hanya ada sebuah mata uang yang bernama kebaikan, aku tidak punya apapun yang bisa kuberikan pada mereka selain kebaikan itu sendiri"