Dalam mimpi saya tegopoh-gopoh mencari kamar kecil, setelah menemukan dan melepaskan tekanan di kandung kemih, sayapun keluar dan beraktifitas lainnya, namun tak lama keinginan untuk buang air kecil hadir lagi dan lagi.

Dititik ke empat saya terbangun dan pergi ke kamar mandi, bukan hanya kelegaan namun juga sebuah pencerahan yang melibas rasa kantuk yang ada.

Sama halnya dengan kehidupan ini, sebelum seseorang 'Bangun' masalah tetap terus bergelayutan dalam hidupnya, dengan kata lain bahwa semua masalah terjadi karena kita masih tertidur.

Dalam buku Happiness Inside ada artikel yang membahas tentang 'Nigtmare wakes you up' mimpi buruk membangunkan kita.

Dalam kejadian yang saya alami diatas bila saya tidak terbangun maka 'Mimpi buruk' berupa ngompol lah yang akan membangunkan saya.

Banyak orang terbangun bukan karena kesadarannya namun dipaksa oleh kejadian yang kurang sedap, seperti kebangkrutan, perceraian, sakit, usia tua dan sejenisnya.

Melihat orang lain sebagai musuh, menyimpan dendam, mengejar kebahagiaan di luar, menjalani hidup dengan penuh kecemasan masa depan atau penyesalan masa lalu adalah adalah pertanda bahwa seseorang masih terlelap dalam mimpinya.

Pencerahan penting dalam hidup saya adalah menyadari bahwa tidak ada realitas luar.

Apa yang kita lihat di luar adalah ilusi, sementara realitas sesungguhnya ada di dalam.

Kita boleh meminta maaf dan juga mengatakan memaafkan dengan bibir beribu kali namun pemaafan sesungguhnya adalah ada di dalam, begitu pula dengan bersyukur, bukanlah ucapan melainkan sikap hati yang menerima apa yang terjadi.

Mengucap maaf beribu kali tanpa dibarengi dengan hati yang melepas ibarat mimpi buang air, begitu pula dengan bersyukur.

Semua ritual di luar yang kita lakukan juga bagaikan mimpi, sementara realitasnya tidak bisa dilihat atau dirasakan oleh yang lain, realitasnya ada di dalam, hanya engkau yang tahu, di hati yang ikhlas.

Ayo bangun, kita sudah terlalu lama, dan terlalu tua untuk tidur terus.